Untung Rugi Masuk Kelas 4 Semester (Akselerasi)


wisuda anak-anak kelas 4 semester man 2 kota malang


Sejak si sulung masuk kelas 4 semester di sebuah MAN di kota Malang, saya ingin menulis tentang kelas yang dipilihnya ini. Namun saya urungkan karena berbagai sebab. Terutama saya belum paham tentang kelas ini. Iya, kalau anaknya betah, kalau tidak...

Ada semacam keraguan bahwa anak saya bakal bertahan hingga lulus. Selama ini saya mendengar bahwa kelas 4 semester atau akselerasi itu susah. Saya sulit membayangkan seperti apa pelajaran sekolahnya.

Kadang saya merasa seperti sedang meloncat terlalu jauh. Menilik jarak waktu zaman sekolah saya dan anak tentu saja banyak perubahan dan perbedaan. Tapi kelas 4 semester masih belum tersentuh oleh impian saya.

Saya senang ketika si sulung diterima di sekolah pilihannya. Karena sekolah ini negeri, jadi untuk biaya pendidikan tergolong murah. Plus biaya asrama juga murah. Terakhir membayar SPP tahun lalu sekitar 1 juta seratus ribuan. Untuk anak yang tinggal diluar kota, saya kira biaya seperti itu tergolong murah.

Meski murah namun bukan berarti pendidikan yang didapat asal-asalan, murahan. Tidak. Di sekolah terbagi dalam beberapa kelas yaitu kelas reguler, kelas olimpiade dan kelas 4 semester. Untuk tahun ini saya kurang update apakah masih ada kelas 4 semester atau tidak.

Saya mau cerita sedikit tentang kelas 4 semester yang diikuti si sulung. Ketika sudah diterima di sekolah belum ada gambaran mau masuk kelas apa. Yang pasti kelas IPA. Di tes masuk selama 2 hari berturut-turut itu sudah lolos.

Di minggu pertama masuk sekolah itulah ada info tentang kelas lainnya. Karena penasaran dan tertantang dengan adanya kelas 4 semester, anak saya mendaftar bersama teman-temannya. Ada tesnya, termasuk tes IQ. Ndilalah lolos. Kabar tentang kelas 4 semester entah kapan baru saya terima. Memang komunikasi saya dengan dia agak susah disini.

Selama 2 tahun itulah anak-anak berada di kelas 4 semester, berjuang untuk prestasi akademik. Jujur saja, disini yang ditekankan adalah nilai akademik dan cocok buat anak-anak yang memiliki kecenderungan di akademiknya. Anak-anak yang merasa butuh tantangan untuk memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan pelajaran sekolah. Saya hanya membahas ini saja, ya.  

Pelajaran di kelas 4 semester

Setelah fix masuk kelas 4 semester, ada pemberitahuan bahwa orang tua diharapkan hadir untuk membahas berbagai hal. Sayapun hadir dalam rapat kecil ini. Dari sini saya tahu bahwa pelajaran di kelas ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari pelajaran di kelas reguler. Hanya saja di kelas X itu anak-anak belajar pelajaran kelas X dan XI yang sudah dipadatkan.

Setiap awal semester dalam rapat dengan kepala sekolah selalu menekankan target yang harus dicapai di setiap jenjang. Untuk target di kelas 4 semester jelas berbeda dengan kelas reguler. Target dari sekolah lebih tinggi. 

Anak-anak diharapkan untuk mampu menjaga kesehatan Karena kalau tidak masuk sekolah sehari saja, mereka akan rugi. Nah, di awal masuk sekolah itulah, anak-anak dari luar kota harus bisa beradaptasi dengan kota Malang, dan sekolah. Masalah adaptasi ini bisa berbeda-beda. Anak saya selama 6 bulan pertama "rajin" sakit.

Untung rugi di kelas 4 semester

wisuda anak-anak man 2 kota malang


Untung:

Jangka waktu untuk menyelesaikan jenjang sekolah menengah atas bisa ditempuh selama 2 tahun. Selama itu harus lulus dengan nilai sesuai dengan target sekolah. Kalau anak-anak mengatakan, susah senang bersama-sama. Ya iyalah, selama 2 tahun sekelas pasti akrab juga.

Karena hanya 2 tahun sekolah, maka anak-anak bisa masuk kuliah lebih muda. Kalau usia standar masuk kuliah 18 tahun, minimal anak-anak 4 semester ini masuk kuliah usia 17 tahun. Bahkan ada yang belum genap 17 tahun.

Rugi:

Saya melihatnya kok seperti diuber-uber dengan tugas dan target. Sampai wali kelasnya ada yang mengatakan, “Anak-anak itu sebelum nilai ujian keluar, sudah minta remidi.”

Waktu yang ada hanya untuk belajar pelajaran sekolah. Sebenarnya boleh ikut ekstrakurikuler apa saja, namun karena tugas dan target yang harus dipenuhi, anak-anak akhirnya keteteran. Kecuali anak-anak yang tidak di asrama.

Anak-anak yang tinggal di asrama memiliki jadwal lagi. Setelah sekolah sampai sore, maghrib harus sholat di masjid disusul dengan kegiatan agama, dst. Praktis waktu yang tersisa untuk istirahat dan mengerjakan tugas (jika ada).

Sebenarnya anak saya ikut beberapa pelajaran ekstra (yang tidak wajib). Sudah membeli modul-modul untuk belajar. Senang juga, karena merasa di kota besar ada banyak pilihan. Mencari ilmu gampang dengan ikut berbagai kegiatan. Sayangnya hanya bisa bertahan 2 atau 3 bulan saja. Kadang karena waktunya bertabrakan dengan kegiatan sekolah akhirnya memilih untuk melupakan ekstra.

Untuk pelajaran tertentu (belajar kitab kuning) bahkan dilarang. Maksudnya karena anak-anak dikelas ini bakal keteteran kalau bergabung di kelas tersebut. Nah, demi kebaikan bersama, anak-anak kelas 4 semester dilarang mengikuti kegiatan selain akademik.

Bagaimana jika tidak bisa bertahan di kelas 4 semester?

Sesuai dengan kesepakatan, anak-anak yang masuk kelas 4 semester ini sadar dengan segala konsekuensi. Segala keputusan ada resikonya. Ada cita-cita ada pengorbanannya. Termasuk mengorbankan waktu untuk mengejar nilai akademik.

Jika dalam kurun waktu satu tahun, target dari sekolah tidak terpenuhi maka anak-anak di kelas 4 semester akan pindah ke kelas reguler. Atau karena satu dan lain hal merasa kesulitan beradaptasi dengan sistem pendidikan disini, bisa mengundurkan diri. Ada kok, yang seperti ini. Apalagi jika anak merasa terkuras pikiran dan tenaga sehingga mengakibatkan kelelahan dan sakit. Ini disarankan untuk segera mengambil tindakan saja.

Well, setelah beberapa bulan di kelas 4 semester itu saya tanya anak saya apakah dia bisa bertahan. Katanya, “iya”. Lanjut saja. Bismillah. Segala usaha tak sia-sia.

Ternyata tidak seseram yang saya bayangkan. Anak-anak masih memiliki waktu untuk bermain di lapangan dan di hari Minggu masih bisa jalan-jalan di sekitar sekolah dengan ijin dari petugas dan membawa kartu ijin. Anak saya juga masih bisa menikmati hobi membacanya. Bahkan dia bisa pinjam buku bacaan milik teman-temannya. Lumayan ngirit, karena saya tidak membelikan banyak buku lagi.

Anak-anak di kelas 4 semester juga bisa berprestasi dengan mengikuti beberapa event olimpiade. Meski kadang saya juga heran, kapan anak-anak ini mempersiapkan diri menghadapi lomba. Bukankah waktunya sudah banyak dihabiskan di sekolah.

Apapun pilihannya, masuk kelas 4 semester membuat orang tua maupun anak harus bisa legowo. Fokus pada satu bidang saja. Sementara kalau disana banyak banget yang bisa dipelajari. Masih ingin ini itu. Namun sekali lagi, semua itu harus ada prioritas. Semua pilihan pasti ada resikonya. Alhamdulillah lancar hingga wisuda dan lulus. Sst...sekarang anaknya sudah kuliah.


^_^




Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

10 Komentar untuk "Untung Rugi Masuk Kelas 4 Semester (Akselerasi)"

  1. Good luck untuk anaknya ya, Mbak. Semoga sukses. Apapun pilihan, pasti ada suka dukanya. Ntar kuliah, lulus 3,5 tahun atau 4,5 tahun, ada untung ruginya juga. (Lulus lebih lama bisa berarti lebih banyak rekanan bisnis pas nanti kerja karena bisa ikut lebih banyak kegiatan ekstra.) Sama saja.

    BalasHapus
  2. Semangat mba semoga anaknya sehat selalu ku jadi deg2an bacanya heheu lebih baik masuk kuliah dini daripada sekolah sd dini kali yah, makasih infonya

    BalasHapus
  3. Sama seperti mbk sandra, aku juga jadi deg2an baca tulisan dikau ini mbk. khawatir terutama soal kesehatannya ya mbk. Btw selamat buat si sulung. Tangguh bener. Salut

    BalasHapus
  4. Keren mba anaknya bisa masuk kelas akselerasi. Pastinya hanya siswa2 tertentu yang bisa demikian

    BalasHapus
  5. gitu ya kalau aku malah nyuruh anak2 di kelas baisa saja biar bisa melakukan kegiatan yang mereka sukai tanpa dibebani pelajaran yang berat.

    BalasHapus
  6. Di Bogor pernah ada kelas ini, tapi sekarang dihapus. Murid private saya pernah masuk kelas ini. Saya sampek nggak kebayang dengan belajarnya. Bahkan ada yang bilang, masuk kelas akselerasi mengurangi bahagia saat remaja. Hahaha

    BalasHapus
  7. zamanku sih blm ada kls akselerasi ini. baru ada pas zaman adekku yg hanya beda 5 thn ama aku. dia termasuk yg ikut kls begini. tapi aku ga tau apa dulu sistemnya sama aja ato ga. berat sih bagi yg ga mampu mengikuti. tp kalo yg memang suka belajar, kurasa bakal mamou aja mengikuti klsnya. anakku nanti terserah aja mau ikut kls yg gmn kalo udh smu nanti :). aku sendiri kalo ditanya,kayaknya ga bakal mampu sih ikut kls begini :p.hahahahah dasar otak ga pinter2 amat

    BalasHapus
  8. Wah, akselarasi memang untuk anak2 yang terpilih, mengorbankan waktu bermain untuk belajar.

    BalasHapus
  9. Wah keren mbak. Kalau aku akselerasi alami dari SD masuknya umur 5 th itupun jadul tahun 92 jadi masih boleh hehee.

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel