Ingin Berburu Makanan Ramadan? Coba Saja Mampir di Jalan Kalijogo Tuban
Jumat, 17 Mei 2019
10 Komentar
Ramadan
menjadi bulan penuh berkah bagi semua orang. Bagi banyak pedagang, bulan ini
menjadi moment yang menyenangkan untuk mendapatkan laba. Pedagang makanan semakin
menjamur di kota hingga desa. Mereka menggelar dagangannya sepanjang ruas jalan.
Kalau
dulu, di dekat rumah saya masih sepi penjual makanan, beberapa tahun terakhir
ini sudah tidak lagi. Ada saja penjual musiman yang mengais rejeki di bulan
Ramadan. Saya hanya perlu berjalan kaki saja sudah bisa belanja makanan.
Sementara
di dalam kota Tuban, kita bisa belanja makanan untuk berbuka puasa di sepanjang
jalan Basuki Rahmad, hingga Jalan Sunan Kalijoga. Di jalan lainnya seperti
jalan Mastrip, jalan Pramuka hingga Diponegoro juga ramai. Namun yang paling
ramai adalah sepanjang jalan Sunan Kalijogo hingga patung dekat SMPN 3.
Yang
menarik di jalan Sunan Kalijogo adalah jalannya yang luas dan bisa untuk dua
arah. Jadi pembeli dari arah timur maupun barat bisa merapat dan berhenti
sembarangan untuk membeli makanan disini. Pastikan kita naik sepeda atau motor
saja kalau ingin berhenti sembarangan.
Sebagian
besar pedagang makanan menggelar lapak dengan meja-meja lipat atau kayu. Banyak
yang menaruh dagangan di mobil sementara untuk dagangan hanya disediakan satu
meja saja. Sedangkan pedagang es degan mengandalkan mobil pick up untuk menaruh
kelapa muda dan membuat minumannya.
Makanan Ramadan Siap Saji
Mulai
ashar, para pedagang menggelar aneka makanan dan minuman. Makanan Ramadan
biasanya siap saji. Kita bisa menemukan banyak sayur seperti sayur bayam, sayur
sop, sayur lodeh, dan sayur asam yang sudah dikemas di plastik dan aneka tumis
sayur juga lauk dalam kemasan mika. Aneka snack, gorengan, dan minuman juga
demikian.
Nah,
yang ramai banget itu bakul sayur matang. Bagaimana tidak ramai. Ini semacam
dewi penyelamat ibu-ibu yang butuh makanan siap santap. Tinggal memilih sayur,
lauk, jajan yang diinginkan lalu bayar. Beres kan.
Atau
membeli makanan yang sudah termasuk wadahnya. Contohnya saja ayam geprek dalam
bowl (mangkuk), gudeg, dsb. Untuk ayam geprek saja tersedia beberapa sambal. Pembeli
bisa memilih sambal apa yang disukai. Sudah ada sendoknya pula. Kurang praktis
apa lagi! Urusan dapur aman terkendali. Tidak perlu menumpuk cucian piring di
rumah. (semoga tidak diprotes oleh aktivis pecinta lingkungan).
Jelas
saja, makanan siap saji ini menolong saya ketika sedang tidak menyediakan
makanan di rumah. namanya Geprek expres yang mengerti celah untuk menyenangkan
pembeli.
Jadi
bukan saja es, salad atau snack yang tingal “hap..hap”, makanan berat juga.
Semuanya mudah. Tinggal pilih selera kita mana. Lalu bayar.
Namun
ada juga yang sengaja menggelar lapak gorengan musiman. Musim puasa Ramadan seperti
ini banyak yang berjualan gorengan di pinggir jalan. Beberapa gorengan sudah
siap. Tapi kompor tersedia beserta adonan gorengan. Jika gorengan yang dijual
mulai menipis jumlahnya, penjualnya segera menggoreng lagi.
Jika
kita penggemar gorengan panas, boleh loh, request
sama bakulnya. Minta yang baru digoreng. Bukan yang sudah ready stock, ataupun yang
sudah adem. Bagaimana tidak memanjakan pembeli kalau seperti ini. Resikonya
cuma satu, kudu siap antre!
Penjual
es juga demikian. Beberapa adonan sudah siap tinggal menyiram sirup dan es
batu. Seperti penjual es pisang ijo yang biasa mangkal di Jalan Pramuka.
Gelas-gelas berisi pisang yang dibalut tepung berwarna hijau sudah berderet
rapi. ketika ada pembeli, si ibu langsung mengambil satu per satu gelas yang
sudah ada isinya kemudian dituang dengan bubur putih dan sirup cocopandan.
Sedangkan es batu dibungkus dalam plastik terpisah.
Si
ibu sangat mengerti apa yang diinginkan pembeli. Karena makan masih nanti jadi
es batu harus ditarus secara terpisah agar tidak mengacaukan adonan bubur.
Adapun
penjual buah mengiris buah-buah besar agar makin banyak pembeli yang bisa
mencicipi buah. Contohnya buah semangka, pepaya dan melon. Buah-buahan seperti
ini bisa dibeli separo atau seperempat bagian. Ini cukup murah daripada harus
membeli satu buah utuh.
Jalan Sunan Kalijogo
dan Aneka Makanan Ramadan
Jalan
Sunan Kalijogo ini dikenal sebagai tempatnya kuliner. Sebut saja ayam bakar
Wong Solo, Pecel Pincuk, masakan padang, warung tenda yang selalu ada ketika sore hingga
malam hari, aneka snack dari Mahkota bakery, dsb. Di hari Minggu pagi digunakan
sebagai area CFD (Car Free Day). Mau mencari apa saja ada. Mulai dari makanan,
baju, mainan hingga bayar pajak kendaraan.
Di
bulan Ramadan seperti ini, jalan Sunan Kalijogo makin ramai saja. Pedagang
makanan dan pembeli seperti sebuah kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Ada
pedagang yang menjual makanan karena memang ada kebutuhan untuk itu. Ada
pasarnya yang tak mati.
Meski
waktunya cukup pendek, hanya sore hingga beberapa saat setelah maghrib, namun
keberadaan para penjual ini cukup banyak menyita perhatian. Pengendara motor
yang awalnya tak tertarik untuk belanja akhirnya tergoda. “Kok ramai, ya. Eh
itu jualan apa? Nama makanannya kok gak familiar.”
Dari
yang cuma mengintip di kaca jendela mobil akhirnya mencari parkiran dan membeli
juga. Tapi kadang mobil ikut berhenti sembarangan dan mengganggu lalu lintas.
Ya, di sore hari seperti puncak kepadatan lalu lintas. Ini hanya berlaku selama
bulan Ramadan.
Sesungguhnya
bulan Ramadan memberikan banyak berkah kepada pedagang dan pembeli. Kita sama-sama
diuntungkan. Beberapa makanan yang saya beli cukup enak, dan rasanya nagih. Seperti
pisang aroma. Kata bakulnya terbuat dari pisang tanduk. Pisang ini cukup langka
di Tuban. Di stand ini menjual dua macam pisang aroma, yaitu rasa cokelat dan
original. Untuk satu box mika saya
membayar Rp 20.000 bisa berisi campuran antara pisang cokelat dan pisang
original.
Ada
juga pukis. Harganya cukup murah. Saya hanya membayar Rp 3.000 untuk 6 buah pukis
yang empuk dan enak. Atau tahu walik yang ternyata milik adik teman saya.
Ceritanya
saya sedang menyusuri jalan Sunan Kalijogo. Karena suami bawa mobil, sulit
untuk parkir, akhirnya dapat berhenti dekat gang SMPN 3. Ya, sudah saya jalan
sendiri mencari makana. Kebanyakan penjual snack dan minuman. Sedangkan makanan
berat seperti nasi (ada sih angkringan) belum ketemu. Ketika sedang jalan itu, ndilalah saya bertemu teman. Mampir sekalian
untuk membeli tahu walik yang isinya ikan. Dilengkapi saus petis yang pedas,
manis, tahu walik bisa dijadikan snack untuk berbuka.
Makanan
Ramadan ini cukup bervariasi. Dari yang makanan jadul hingga kekinian, ada. Mau
makanan asli dari Tuban sendiri atau makanan daerah lain seperti asinan, gudeg,
dsb ada. Cukup banyak pilihan bagi kita yang tidak sempat memasak. Atau memang
sekedar ingin menikmati jajanan kaki lima rasa bintang lima. Yeah, saya tuh
yang merasa semuanya enak. Hanya setahun sekali loh ada keramaian seperti ini.
^_^
Waduh ayam gepreknya enak banget keliatannya. Tapi kalau makan-makanan pedas kaya ayam geprek saya lebih milih makannya di malam hari setelah terawih, karena kalau dimakan pas buka kadang perut suka sakit yang ada nanti malah ganggu pas mau solatnya hehehe.
BalasHapusKudu menjaga makan ya.
Hapuslengkap banget ya mba jajanannya, kalau di daerah saya ngga selengkap itu, tapi tetep aja saya sering berburu takjil hehehe.
BalasHapusBanyak pilihan ya.
HapusRamadhan memang membuat sebagian masyarkaat jadi kreatif membuat dan menjual berbagai jenis takjil
BalasHapusiya berkah di bulan Ramadhan
HapusRameee ...juga kebingungan milih jenis penganannya karena hampir selalu membludaknya pedagang dadakan di bulan puasa ..,
BalasHapusrasanya pengin kuborong semuaaa ...
wwwkkkkk
Harga pukisnya 3K dapat 6 kue, itu sama kayak dikotaku pas puasa begini, kak.
Kalau di hari biasa malah ngga ada kue-kue yang murah kayak gitu ...
1 pukis saja paling murah 1,5K
Itu dapat yang murah.
Hapuswah sedap betul ya, hampir di setiap kota selalu punya tempat jualan yg enak2
BalasHapusBetul. Berkah Ramadan, di tiap kota ada saja yang jual makanan Ramadan.
Hapus