Bakso PKPN, Bakso Legendaris yang Enak di Tuban


bakso campuran


Bakso adalah makanan yang disukai banyak orang. Warung-warung yang menjual bakso banyak. Bahkan di satu jalan di Tuban saja bisa berderet beberapa warung bakso. Namun, tiap warung biasanya memiliki ciri khasnya. Entah kuah atau model bakso, isian dan harga.


Memang sama-sama bakso yang berbentuk bulat, namun soal rasa memegang peranan penting. Racikan penjual membuat rasa bakso satu dengan lainnya sedikit berbeda. Ada yang rasa gurih dari penyedap rasanya snagat kuat. Ada juga yang menambahkan perasan jeruk nipis agar rasanya lebih segar.

Saya bukan termasuk penggemar bakso. Sekedar suka saja. Makan bakso sesekali saja. Karena penyedap rasa yang berlebihan membuat perut saya mual setelah menyantap kuah bakso. Kadang saya makan bakso berdua sama anak, biar tidak kebanyakan makan penyedap. Itu saja saya merasa sudah cukup.

bakso pkpn tuban


Lebaran hari kedua ini sengaja saya makan bakso di PKPN. Nama warungnya bakso Arema, namun lebih dikenal sebagai bakso PKPN karena letaknya di dekat pertokoan PKPN. Lokasinya di perempatan Jl. Basuki Rahmad, Jl, Pemuda dan Jl. Lukman Hakim.

Meski letaknya tidak di tepi jalan, namun jangan heran jika banyak pelanggannya. Masuk gang sedikit di samping toko peralatan rumah tangga. Tempat parkir terbatas. Kalau di dalam hanya muat 4-5 mobil. Selebihnya bisa parkir di tepi jalan Basuki Rahmad.

Ketika lebaran ini, warung-warung yang sengaja buka pasti dipadati oleh para pelanggan. Tak terkecuali bakso Arema atau PKPN ini. Sebelumnya sudah memberi kabar di grup kuliner kalau lebaran tetap buka. Jadi ketika saya kesini yakin buka meski suami saya ragu.

bakso pkpn


Saya datang sekitar pukul 11.00. Bangku-bangku sudah hampir penuh. Untung saja ketika saya pesan bakso, ada pelanggan yang meninggalkan bangku, sehingga saya dan keluarga bisa duduk berdekatan.

Menu bakso:

Bakso balungan Rp 26.000
Bakso campur Rp 18.000
Harga bisa berubah sewaktu-waktu.

Saya pesan bakso campur dan halus. Harganya ternyata sama Rp 18.000. Awalnya suami agak ragu dengan macam-macam bakso disini. Takut dapat bakso urat atau yang kasar. Jadi saya pesan 2 mangkuk bakso halus dan 2 bakso campur. Bakso halus terdiri dari bakso-bakso kecil yang halus jumlahnya 6 biji dan bihun. Sedangkan bakso campur berisi tahu isi bakso, bakso, bakso isi telur puyuh, irisan bakso besar, dan bihun.

bakso halus


Warung bakso ini sudah ada sejak lama, tepatnya sejak tahun 1971. Jauh sebelum saya lahir. Warung bakso legendaris yang mempertahankan cita rasanya. Namun karena saya termasuk jarang njajan bakso jadi baru beberapa kali saja kesini. Ketika lebaran kemarin, pelanggan yang datang kebanyakan bersama rombongan keluarga.

Kalau makan disini urusan makan langsung beres saja. Tidak perlu menyajikan di piring, mangkuk apalagi cuci piring seperti di rumah. Makan bareng saja biar tidak capek masak. Lebaran fokus pada silaturahim keluarga.

Rasa bakso PKPN itu tak bisa bohong

Biasanya saya mengeluh eneg kalau makan bakso. Ini sih karena saya yang agak sensitif dengan penyedap rasa. Kali ini tidak. Saya bisa habis satu mangkuk bakso. Eh, bakso saya dicomot dua biji oleh si bungsu. Dia sengaja tidak mau pesan bakso, tapi begitu kami semua makan dia pengen juga. Mau saya pesankan katanya tidak mau. Ya, sudah, bakso ibu yang dimakan.

Bakso PKPN ini tidak seperti bakso-bakso kebanyakan. Pastinya tetap menggunakan penyedap rasa. Namun perasan jeruk nipis yang kuat membuat rasa penyedap itu melebur. Sehingga tidak membuat eneg apalagi mual. Pokoknya segar dan cocok di lidah saya.

Datang kesini, saya langsung pesan bakso. Saya lihat di belakang kasir bakso, sudah berderet mangkuk yang terisi bakso-bakso. Jadi memang sudah dipersiapkan agar pelanggan tidak perlu menunggu lama. Benar saja. Baru sebentar duduk, 4 mangkuk bakso pesanan saya sudah datang.  

Sayangnya meja masih kotor. Tissue berserakan. Juga bungkus lontong. Mungkin karena sedang ramai, semua karyawan sibuk dengan perannya masing-masing. Tapi begitu terlihat karyawan, langsung diambil juga sampah-sampah ini.

Jika kalian penggemar makan bakso pedas, bisa menambahkan sambal. Mau perasan jeruk nipis lagi, ada kok di meja-meja. Kalau saya menambahkan kecap manis saja. Saya sedang menghindari makanan pedas sejak sakit maag.

lontong


Kebiasaan orang-orang disini adalah makan bakso dengan lontong. Jadi kenyangnya dobel. Ukuran lontongnya kecil, kok. Tapi karena kebiasaan disini seperti itu, orang-orang makan bakso ya sama lontong. Minimal satu mangkuk dengan satu lontong.

Oh ya, harga bakso disini termasuk diatas rata-rata. Namun soal rasa memang tidak bisa bohong. Dagingnya terasa banget. Bukan asal terasa, tapi benar-benar dagingnya terasa ketika digigit. Serat-serat daging bukan urat-uratnya.

Untuk minuman saya pesan es degan. Per gelas harganya Rp 6.000. degannya muda, tak ada satupun yang tercampur dengan degan tua. Air degannya segar dengan tambahan sirup gula. Pas banget untuk menemani makan bakso.


es degan


Meski agak menjengkelkan juga karena antreannya cukup lama. Bahkan saya, suami dan satu anak sudah selesai dari tadi tapi belum kunjung ada degannya. Tahan! Iya, sedang ramai seperti ini tak boleh emosi. Saya maklum saja sambil menunggu giliran. Ops, kasir bakso dan degan beda, ya. Bayarnya satu-satu.

Alamat:

Jl. Basuki Rahmad no. 109 Doomukti, Tuban. (Dekat pertokoan PKPN Tuban)

Nah, buat teman-teman yang pengen makan bakso di Tuban, coba deh mampir di warung bakso Arema atau bakso PKPN!

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

10 Komentar untuk "Bakso PKPN, Bakso Legendaris yang Enak di Tuban"

  1. Kalau nama tempat sudah menempel pada bakso itu, alamat rasa baksonya memang terkenal enak. Orang-orang jadi tak peduli lagi nama bakso itu, yang penting "Oh, kalo mbakso tentu di bakso PKPN,"

    BalasHapus
  2. Bakso campur lontong, minumnya es kelapa...
    Mantul pisan oy!

    BalasHapus
  3. Enak banget kayanya baksonya, es degannya juga keliatan seger banget tapi sayangnya saya lagi flu jadi ga bisa minum minuman dingin

    BalasHapus
  4. Wahhh boleh banget nihh buatt dicoba, kalo mampir sikat dah :D

    BalasHapus
  5. wah ini tempat favorit saya lao ke Tuban, belinya bakso ya disini. Rasanya Pas juga dagingnya empuk. Sudah ada sejak saya kecil. memang sangat legendaris sekali mbak Nur.

    BalasHapus
  6. Andai pengunjung yang dateng punya kesadaran untuk ngerapiin peralatan makan sebelum pulang ya, Mbak. #kumpulditengah
    Betewe, baru tau kalo makan bakso ada yang pake lontong. Jadi penasaran nih.

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel