Bakso PKPN, Bakso Legendaris yang Enak di Tuban
Jumat, 07 Juni 2019
10 Komentar
Bakso
adalah makanan yang disukai banyak orang. Warung-warung yang menjual bakso
banyak. Bahkan di satu jalan di Tuban saja bisa berderet beberapa warung bakso.
Namun, tiap warung biasanya memiliki ciri khasnya. Entah kuah atau model bakso,
isian dan harga.
Baca juga Pilih Menu Paket, Makan Lebih Hemat di Gubuk Sambel...
Memang
sama-sama bakso yang berbentuk bulat, namun soal rasa memegang peranan penting.
Racikan penjual membuat rasa bakso satu dengan lainnya sedikit berbeda. Ada
yang rasa gurih dari penyedap rasanya snagat kuat. Ada juga yang menambahkan
perasan jeruk nipis agar rasanya lebih segar.
Saya
bukan termasuk penggemar bakso. Sekedar suka saja. Makan bakso sesekali saja. Karena
penyedap rasa yang berlebihan membuat perut saya mual setelah menyantap kuah
bakso. Kadang saya makan bakso berdua sama anak, biar tidak kebanyakan makan
penyedap. Itu saja saya merasa sudah cukup.
Lebaran
hari kedua ini sengaja saya makan bakso di PKPN. Nama warungnya bakso Arema,
namun lebih dikenal sebagai bakso PKPN karena letaknya di dekat pertokoan PKPN.
Lokasinya di perempatan Jl. Basuki Rahmad, Jl, Pemuda dan Jl. Lukman Hakim.
Meski
letaknya tidak di tepi jalan, namun jangan heran jika banyak pelanggannya. Masuk
gang sedikit di samping toko peralatan rumah tangga. Tempat parkir terbatas. Kalau
di dalam hanya muat 4-5 mobil. Selebihnya bisa parkir di tepi jalan Basuki
Rahmad.
Ketika
lebaran ini, warung-warung yang sengaja buka pasti dipadati oleh para
pelanggan. Tak terkecuali bakso Arema atau PKPN ini. Sebelumnya sudah memberi kabar
di grup kuliner kalau lebaran tetap buka. Jadi ketika saya kesini yakin buka
meski suami saya ragu.
Saya
datang sekitar pukul 11.00. Bangku-bangku sudah hampir penuh. Untung saja
ketika saya pesan bakso, ada pelanggan yang meninggalkan bangku, sehingga saya
dan keluarga bisa duduk berdekatan.
Menu
bakso:
Bakso
balungan Rp 26.000
Bakso
campur Rp 18.000
Harga bisa berubah sewaktu-waktu.
Harga bisa berubah sewaktu-waktu.
Saya
pesan bakso campur dan halus. Harganya ternyata sama Rp 18.000. Awalnya suami
agak ragu dengan macam-macam bakso disini. Takut dapat bakso urat atau yang
kasar. Jadi saya pesan 2 mangkuk bakso halus dan 2 bakso campur. Bakso halus terdiri
dari bakso-bakso kecil yang halus jumlahnya 6 biji dan bihun. Sedangkan bakso
campur berisi tahu isi bakso, bakso, bakso isi telur puyuh, irisan bakso besar,
dan bihun.
Warung
bakso ini sudah ada sejak lama, tepatnya sejak tahun 1971. Jauh sebelum saya lahir. Warung bakso legendaris yang mempertahankan cita rasanya. Namun karena saya termasuk jarang njajan bakso
jadi baru beberapa kali saja kesini. Ketika lebaran kemarin, pelanggan yang
datang kebanyakan bersama rombongan keluarga.
Kalau
makan disini urusan makan langsung beres saja. Tidak perlu menyajikan di
piring, mangkuk apalagi cuci piring seperti di rumah. Makan bareng saja biar
tidak capek masak. Lebaran fokus pada silaturahim keluarga.
Rasa bakso PKPN itu tak bisa
bohong
Biasanya
saya mengeluh eneg kalau makan bakso. Ini sih karena saya yang agak sensitif
dengan penyedap rasa. Kali ini tidak. Saya bisa habis satu mangkuk bakso. Eh,
bakso saya dicomot dua biji oleh si bungsu. Dia sengaja tidak mau pesan bakso,
tapi begitu kami semua makan dia pengen juga. Mau saya pesankan katanya tidak
mau. Ya, sudah, bakso ibu yang dimakan.
Bakso
PKPN ini tidak seperti bakso-bakso kebanyakan. Pastinya tetap menggunakan penyedap
rasa. Namun perasan jeruk nipis yang kuat membuat rasa penyedap itu melebur. Sehingga
tidak membuat eneg apalagi mual. Pokoknya segar dan cocok di lidah saya.
Datang kesini, saya langsung pesan bakso. Saya lihat di belakang kasir bakso, sudah berderet mangkuk yang terisi bakso-bakso. Jadi memang sudah dipersiapkan agar pelanggan tidak perlu menunggu lama. Benar saja. Baru sebentar duduk, 4 mangkuk bakso pesanan saya sudah datang.
Sayangnya meja masih kotor. Tissue berserakan. Juga bungkus lontong. Mungkin karena sedang ramai, semua karyawan sibuk dengan perannya masing-masing. Tapi begitu terlihat karyawan, langsung diambil juga sampah-sampah ini.
Jika
kalian penggemar makan bakso pedas, bisa menambahkan sambal. Mau perasan jeruk
nipis lagi, ada kok di meja-meja. Kalau saya menambahkan kecap manis saja. Saya
sedang menghindari makanan pedas sejak sakit maag.
Kebiasaan
orang-orang disini adalah makan bakso dengan lontong. Jadi kenyangnya dobel. Ukuran
lontongnya kecil, kok. Tapi karena kebiasaan disini seperti itu, orang-orang
makan bakso ya sama lontong. Minimal satu mangkuk dengan satu lontong.
Oh
ya, harga bakso disini termasuk diatas rata-rata. Namun soal rasa memang tidak
bisa bohong. Dagingnya terasa banget. Bukan asal terasa, tapi benar-benar
dagingnya terasa ketika digigit. Serat-serat daging bukan urat-uratnya.
Untuk
minuman saya pesan es degan. Per gelas harganya Rp 6.000. degannya muda, tak
ada satupun yang tercampur dengan degan tua. Air degannya segar dengan tambahan
sirup gula. Pas banget untuk menemani makan bakso.
Meski
agak menjengkelkan juga karena antreannya cukup lama. Bahkan saya, suami dan
satu anak sudah selesai dari tadi tapi belum kunjung ada degannya. Tahan! Iya,
sedang ramai seperti ini tak boleh emosi. Saya maklum saja sambil menunggu
giliran. Ops, kasir bakso dan degan beda, ya. Bayarnya satu-satu.
Alamat:
Jl. Basuki Rahmad no. 109 Doomukti, Tuban. (Dekat pertokoan PKPN Tuban)
Nah,
buat teman-teman yang pengen makan bakso di Tuban, coba deh mampir di warung
bakso Arema atau bakso PKPN!
^_^
Kalau nama tempat sudah menempel pada bakso itu, alamat rasa baksonya memang terkenal enak. Orang-orang jadi tak peduli lagi nama bakso itu, yang penting "Oh, kalo mbakso tentu di bakso PKPN,"
BalasHapusBetul nih. Lebih gampang menyebut bakso pkpn.
HapusBakso campur lontong, minumnya es kelapa...
BalasHapusMantul pisan oy!
Kenyang, pol.
HapusEnak banget kayanya baksonya, es degannya juga keliatan seger banget tapi sayangnya saya lagi flu jadi ga bisa minum minuman dingin
BalasHapusIya, seger banget.
HapusWahhh boleh banget nihh buatt dicoba, kalo mampir sikat dah :D
BalasHapusYuk, dicoba.
Hapuswah ini tempat favorit saya lao ke Tuban, belinya bakso ya disini. Rasanya Pas juga dagingnya empuk. Sudah ada sejak saya kecil. memang sangat legendaris sekali mbak Nur.
BalasHapusAndai pengunjung yang dateng punya kesadaran untuk ngerapiin peralatan makan sebelum pulang ya, Mbak. #kumpulditengah
BalasHapusBetewe, baru tau kalo makan bakso ada yang pake lontong. Jadi penasaran nih.