Melihat Taman Mini Indonesia Indah dari Kereta Gantung
Jumat, 15 November 2019
4 Komentar
Assalamualaikum,
Tidak
banyak tempat yang bisa saya datangi dalam 3 hari di Jakarta. Saya pilih Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) karena lokasinya termasuk dekat dengan rumah
kerabat. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk tiba di sana. Tujuan pertama adalah
masjid At-Tin untuk sholat Jumat. Kemudian masuk ke area TMII dan naik kereta
gantung (skylift).
Kereta
gantung disini memiliki 3 stasiun. Stasiun A berada di dekat desa seni dan
kerajinan, stasiun B berada di dekat anjungan Papua . sedangkan stasiun C
berada dekat dengan Tugu Api Pancasila. Saya membeli tiket untuk 3 orang di
stasiun A. Karena stasiun ini yang paling dekat dengan pintu masuk TMII.
Melewati
kios-kios souvenir dan rumah makan membuat saya sedikit khawatir. Biasanya anak
kecil suka tergoda dengan barang lucu-lucu. Benar saja, si bungsu buru-buru
membisikan mantra yang saya takutkan. “Ibu, boleh beli mainan?”
Hah!
Mana ada mainan disini. Saya melihat sekilas, kios-kios menjual aneka kaos,
tas, dan barang-barang kerajinan. Saya tidak begitu fokus melihat semua barang
yang dijual. Saya sendiri sudah berusaha untuk tidak belanja yang sekedar
menuruti keinginan. Misalnya melihat tas kerajanan kok unik, jadi pengen beli. Tidak!
Tapi
anak kecil memiliki radar tentang “mainan” yang bisa muncul di segala tempat. “Kita
mau naik kereta gantung!” kata saya seraya menarik lengannya.
Sayang,
si anak menawar, “Nanti kalau pulangnya gimana?”
***
Sebelum
naik kereta gantung, kami membeli tiket dulu di loket sebelum pintu masuk
stasiunnya. Hari Jum’at itu sepi. Kalau kata Paklik di hari kerja seperti ini
tempat ini agak sepi. Berbeda jika hari akhir pekan atau musim liburan sekolah.
Jadi,
karena hari kerja ya, beli tiket cepat lalu naik ke stasiun yang dindingnya
dicat dengan warna yang cerah. Eh, ada yang pink loh. Juga kereta yangnya
berwarna-warni. Kami kebagian kereta warna pink.
Naik
kereta gantung ini merupakan pengalaman kedua saya. Beberapa tahun lalu saya
juga pernah kesini dan menyempatkan menikmati suasana TMII dari ketinggian. Bangunan-bangunan
yang dilewati kereta gantung tampak kecil tapi justru saya bisa melihat seperti
dalam satu kelompok.
Satu
kereta untuk 4 orang. Berhubung kami hanya bertiga ya tetap satu kereta. Begitu
kereta mendekat, petugas akan memberikan aba-aba dan memegangi kereta agar
stabil. Lalu kami naik satu per satu ke dalam kereta.
Jakarta
panas banget. bahkan ketika berada di dalam kereta gantung. Kemringet! Tapi tenang,
di dalam kereta ada 4 jendela kaca. Jendela ini bisa dibuka dengan menggeser
salah satu kaca. Jika keempat kaca dibuka maka angin akan masuk dan sedikit
demi sedikit menghapus keringat kami.
Anggap
saja jendela tersebut adalah kipas angin yang bisa diputar sesuai dengan
nomornya. Jika cuma satu jendela yang dibuka, berarti anginnya cukup sedikit. Kalau
semua, itu baru lumayan menghilangkan rasa gerah.
Asyiknya Naik Kereta
Gantung
Naik
kereta gantung ini tidak bikin deg-degan atau khawatir. Karena kereta melaju
perlahan. Sedikit guncangan itu terasa ketika di dekat tiang. Rasanya seperti
motor yang berajalan di atas polisi tidur. Tapi polisi tidurnya ada beberapa
dan berdekatan.
Berada
di atas ketinggian, kereta gantung berjalan satu putaran, pulang pergi. Jadi kereta
bergerak lurus kemudian tiba di stasiun. Santai saja, nanti ada petugas yang
mengarahkan kereta kita. Karena di stasiun itu keretanya memutar. Mungkin posisi
ini agak sulit bagi kereta untuk bergerak sendiri.
Setelah
dari stasiun, kereta akan meluncur lagi hingga tiba di stasiun keberangkatan
kami. Begitu kereta sudah berhenti dengan stabil, barulah kami turun satu per
satu.
Bagi
kami naik kereta gantung ini tidak menakutkan. Aman, kok. Kecuali bagi mereka
yang takut ketinggian. Kereta gantung ini memiliki daya jelajah sepanjang 2.688
meter dan ketinggian 20 meter.
Beberapa
kali kami melihat kereta lain yang meluncur. Tapi tenang, semua kereta bergerak
di waktu yang bersamaan tapi tempatnya berbeda. Dari sini kami melihat kereta
lain tampak lebih kecil dan lucu karena warnanya yang ngejreng. Mungkin mirip
mainan anak-anak.
Sepanjang
rute kereta gantung, kami bisa melihat beberapa anjungan seperti anjungan dari
Papua. Ternyata dari ketinggianpun rumah-rumah adat disini tetap menarik. Istana
anak-anak juga terlihat indah. Bangunan tersebut menjulang meski beberapa
bagian tertutup rimbunnya pepohonan. Dari sini saja penumpang bisa penasaran,
ada apa dengan rumah-rumah adat dan bangunan lainnya.
Yang
perlu diingat, ketika naik kereta gantung ini penumpang dilarang untuk banyak
tingkah. Terutama jika kita membawa anak kecil. Bisa membahayakan diri sendiri. Dari masuk kereta saya sudah memerintahkan
anak untuk duduk dengan tenang di dalam kereta. Lihat saja pemandangan di sekitar.
Karena
anak penasaran, paling cuma ganti tempat duduk saja. setelah itu dia tetap
duduk sambil melihat pemandangan di kanan dan kiri. Alhamdulillah perjalanan
sampai stasiun lancar.
Harga
tiket hari kerja:
Rp
50.000
Happy
traveling!
^_^
Udah lama banget menikmati ini. sayang saat itu belum suka nulis jadi blog hehehe.
BalasHapusLagi liburan di jakarta yah mba?
Ke Jakarta buat silaturahim. Ada kerabat dari pihak saya maupun suami yang sudah lama tinggal di Jakarta. Sekalian jalan-jalan kesini.
Hapusbaca ini aku malu sendiri, 13 thn di jkt blm pernah ke tmii wkwkwkwkwkw.. ya ampuuuun kemana ajaaaa.. keong mas aja cuma tau namanya :D.. padahl wkt msih sekolah di aceh, sempet loh punya keinginan, liat keong mas, liat rumah2 adat di tmii dr atas kereta gantung. ehh malah setelah tinggal di jkt lupa -__-
BalasHapusMbak Fanny bisa kapan-kapan kesini. Kalau saya kan jarang-jarang ke Jakarta. Sekalinya main, dimaksimalkan saja.
Hapus