Monumen Simpang Lima Gumul Kediri Megah dan Serasa di Paris
Kamis, 23 Juli 2020
3 Komentar
Assalamualaikum,
Sejak
awal pandemi Covid-19 saya terjebak oleh rasa malas menulis blogpost di label
traveling. Saya membayangkan siapa yang mau jalan-jalan di saat seperti ini.
Lebih baik menjaga diri dengan tinggal di rumah. Namun saat saya melihat
foto-foto traveling, ada rasa kangen yang menyeruak. Ah, andai ini ditulis
cukup stok untuk beberapa bulan. Sekali lagi, saya memikirkan konten.
Saya
berharap kondisi kian membaik sehingga kita bisa hidup normal seperti sebelum
pandemi. Jujur saja, saya juga kangen jalan-jalan menikmati keindahan alam,
suasana di tempat baru dan silaturahim ke rumah saudara di luar kota. Untuk
saat ini saya hanya mampu menyimpan rasa kangen ini dalam-dalam.
Biasanya
ketika sedang silaturahim ke rumah kerabat, sekalian saja jalan-jalan. Itu
kalau waktunya mencukupi. Kalau tidak, yang penting tujuan utama terpenuhi. Bagi
saya itu sudah cukup. Perjalanan yang panjang, pastinya membutuhkan ekstra
tenaga dan modal juga. Seperti ketika saya pergi ke Kediri, ada bulik yang
tinggal di sini. Rumahnya berada di perbatasan Kediri dan Blitar. Masih jauh
dari Kediri kota. Saya sempatkan untuk mampir di Monumen Simpang Lima Gumul.
Capek di perjalanan hilang sebentar. Cari view sekitar sambil meregangkan
otot-otot yang kaku selama naik kendaraan.
Sejarah Monumen Simpang Lima Gumul Kediri
Simpang
Lima Gumul atau biasa disebut SLG adalah salah satu bangunan yang menjadi ikon
kabupaten Kediri yang bentuknya mirip dengan Arc de Triomphe di Paris,
Perancis. Menumen ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan tahun 2008
oleh bupati Kediri saat itu, Sutrisno.
Konon,
latar pembuatan monumen ini terinspirasi oleh cita-cita raja Jongko Joyoboyo
yang ingin menyatukan lima wilayah di kabupaten kediri. Niat yang mulia, bukan?
Monumen Simpang Lima Gumul, Lambang Hari Ulang Tahun Kediri
Monumen
Simpang Lima Gumul memiliki luas bangunan 37 hektar secara keseluruhan, dengan luas bangunan 804
m2 dan tinggi mencapai 25 meter. Bangunan ini terdiri dari 6 lantai, serta
ditumpu 3 tangga setinggi 3 meter dari dasar lantainya. Angka yang dipakai monumen
untuk luas dan tinggi mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kediri
yaitu 25 Maret 804 Masehi.
Di
sisi monumen terpahat relief-relief yang menggambarkan sejarah, kesenian dan
kebudayaan Kediri. Di salah satu sudut monumen terdapat arca (patung) Ganesha.
Dewa ini dipuja umat Hindu sebagai dewa pengetahuan dan kecerdasan, dewa
pelindung, dewa penolak bala dan dewa kebijaksanaan. Berada disini, terasa
kental sejarah dan budaya Jawa.
Biasanya
banyak pengunjung berwisata dan mengabadikan moment disini. Namun kita bisa
mendapatkan lebih banyak hal yang dapat dipelajari. Kita bisa lebih mengenal
sejarah Kediri beserta semua hal yang melingkupinya. Asal tidak terburu-buru
kita bisa melihat foto-foto sejarah di terowongan.
Di sepanjang terowongan, datar dan ada tangganya dilengkapi dengan pegangan.
Teman-teman yang membawa orang tua bisa aman mengajak jalan disini. Tetap hati-hati
dan pelan-pelan.
Monumen Simpang Lima Gumul Kediri: Pertemuan 5 Kecamatan
Monumen
simpang lima gumul ini menjadi penghubung antara lima kecamatan. Lokasinya
berada di desa Tugurejo kecamatan Ngasem, kabupaten Kediri tepatnya berada di
pusat pertemuan 5 jalan menuju kecamatan Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan
Plosoklaten.
Dari
lima kecamatan tersebut, saya hanya tahu Pare. Pernah sekali mampir kesana karena
anak saya mengikuti program bahasa di salah satu tempat kursus kampung Inggris,
Pare.
Simpang
Lima Gumul berada di kawasan strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana
umum seperti gedung pertemuan, bank, dsb yang membuat kita nyaman. Oh ya, di
depan monumen SGL ada pos polisi. Tempat-tempat wisata dipromosikan disini. Pengnjung
yang belum mengenal wisata Kediri akan semakin tahu. Sehingga diharapkan mampu
menggiatkan perekonomian di Kediri.
Berada di Monumen Simpang Lima Gumul Kediri yang Megah Serasa di Paris
Dari
kejauhan, monumen SGL ini tampak megah. Demikian juga ketika saya semakin
mendekat. Bangunan yang menjulang ini sepintas mirip dengan Arc de triomphe de
l’Etoile atau yang biasa disebut Arc de Triomphe yang ada di Paris, Perancis.
Monumen
Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan
gugur dalam Revolusi Perancis dan Perang Napoleon. Di dinding monumen ini
terdapat relief-relief artistik yang menonjol. Berbeda dengan monumen SGL,
relief-reliefnya dipengaruhi oleh budaya setempat.
Monumen
SGL merupakan wisata murah meriah bagi warga Kediri maupun bukan. Sewaktu saya
kesini hanya membayar tiket parkir. Kemudian langsung saja menuju pintu,
terowongan yang berisi sejarah Kediri hingga naik tangga dan keluar menuju halaman
monumen SGL. Di halaman yang luas itu saya memandang kagum pada monumen SGL.
Nah,
jika teman-teman sedang berada di Kediri, cobalah mampir di monumen Simpang
Lima Gumul ini. Jangan lupa untuk menikmati megahnya bangunan dan suasana di
sekitarnya.
Happy
traveling!
^_^
Sumber
bacaan:
Wikipedia
https://www.merdeka.com/gaya/monumen-simpang-lima-gumul-wisata-indonesia-rasa-luar-negeri-punya-kediri.html
Monumen ini dibilang replikanya yg di Paris itu, tp emang bukan buat ikut2an sih ya, memang untuk mengenang pahlawan yg gugur di Revolusi Perancis. Aku baru sekali ke Kediri, itupun jaman masih bocah hahahha
BalasHapusKenapa pemdanya gak bikin yang khas Kediri aja ya mba
BalasHapuswalah saya gak nyangka setinggi ini karena lihat di instagram kayaknya lebih mini deh
BalasHapus