Penderita Skoliosis Naik Haji? Ini Tipsnya!
Assalamualaikum
Haji merupakan ibadah fisik. Ibadah ini membutuhkan fisik yang kuat. Tapi bukan berarti haji hanya untuk orang yang benar-benar sehat saja. Kalau kita perhatikan, jamaah haji ada juga yang memiliki keterbatasan fisik. Itu tidak menghalangi tekad kuat mereka untuk terjun secara langsung melakukan ibadah. Banyak yang berjalan lambat, berjalan dengan bantuan tongkat hingga menggunakan kursi roda. Namun tidak menyurutkan tekad mereka untuk melakukan sa’i, thawaf, dan ibadah lainnya. Meskipun dengan wajah lelah, kekuatan fisik yang terkuran, namun ada pancaran bahagia seusai melakukan ibadah.
Jamaah haji
yang sudah sepuh atau dengan keterbatasan fisik sebaiknya ada pendampingnya.
Fungsi pendamping itu untuk menemani melakukan ibadah. Selain itu, pendamping
merupakan orang yang bertanggung jawab selama haji. Salah satu keterbatasan
fisik adalah penderita skoliosis. Nah, kali ini saya akan berbagi pengalaman
dan tips penderita skoliosis naik haji.
Tips Penderita Skoliosis Naik Haji
Dalam kasus
keterbatasan fisik itu tidak serta merta yang susah atau tidak bisa berjalan
alias menggunakan kursi roda. Keterbatasan fisik bisa berarti si jamaah
tersebut memiliki penyakit tertentu seperti jantung, hipertensi, diabetes atau
skoliosis seperti saya.
Sebelum
berangkat haji, saya berkunjung ke dokter rehabilitasi medik. Saya juga
melakukan fisioterapi tulang belakang. Tapi tidak banyak karena
waktunya mepet dan saya butuh mempersiapkan banyak hal.
Selama ini saya tidak merasakan sakit berkepanjangan lagi. Sepertinya masa-masa itu sudah berlalu dan semoga saja tidak berulang lagi. Jadi konsultasi dengan dokter dan terapi sudah cukup. Sekedar informasi, skoliosis dengan sudut 45˚ ini cukup mengganggu jika saya tidak bisa menjaga diri. Kalau dikatakan parah sekali ya tidak. Cuma kalau kambuh bisa mengganggu aktivitas karena nyerinya itu tidak bisa sehari sembuh. Bahkan untuk jalan saja kesakitan. Padahal selama di tanah suci kegiatan kita butuh fisik yang sehat.
Alhamdulillah, sesi konsultasi dengan dokter berjalan lancar. Saya mendapatkan banyak masukan, motivasi dan tips sehat sehingga ketakutan-ketakutan saya lenyap. Saya makin yakin bisa melakukan ibadah haji dengan lancar. Saya sangat berterima kasih dengan nasihat dokter rehabilitasi medik atas semua saran dan nasihatnya. Semoga Allah membalas kebaikan beliau. Tips berikut semoga bermanfaat.
1. Membawa Obat
Saya
mendapatkan obat pelumas tulang. Jadi fungsinya agar tulang tidak kaku. Obat
ini hanya dipakai ketika sedang capek sekali, tulang terasa tegang dan nyeri. Hanya
10 biji. Kalau misalnya disana kambuh, disuruh minta dokter haji atau kalau mau, membawa obat sendiri bisa membeli obat pereda nyeri yang dijual di apotik.
2. Membawa Krim Pereda Nyeri
Saya
membawa counterpain yang saya pakai ketika badan terasa pegal. Obat ini bisa
sedikit mengurangi rasa nyeri. Terutama setelah saya berjalan kaki jauh. Meskipun
tidak menyelesaikan masalah, tapi krim pereda nyeri memberikan efek hangat dan
nyaman pada tubuh yang sedang kaku.
3. Mandi Air Hangat
Di hotel
biasanya ada air hangat dan dingin. Pilih saja yang hangat untuk mandi. Setelah
mandi, sebaiknya guyur berkali-kali bagian tubuh yang masih nyeri. Atau kita bisa menggunakan heater yang tersedia di kamar hotel. Masak air zam-zam secukupnya dan kita pakai untuk mengguyur bagian tubuh yang nyeri.
4. Senam Punggung
Saya
mendapatkan fotocopy gerakan senam untuk tulang punggung. Senam ini bisa dilakukan di
kamar hotel dan gerakannya gampang. Jadi ketika badan sudah terasa pegal dan nyeri,
cobalah untuk senam sesuai anjuran dokter.
5. Jangan Naik Turun Tangga
Kata-kata
dokter ini saya pegang terus. Saya patuhi meskipun saya juga pengen ketika melihat teman-teman
naik turun tangga karena tdak sabar menunggu lift hotel. Sekedar info, menunggu lift itu
bisa satu jam loh setiap pulang sholat Isya di masjid Nabawi. Di Mekah juga antre lift, mski tidak separah di Madinah.
“Apapun
yang terjadi jangan naik tangga. Kalau harus menunggu lift lama ya sudah
ditunggu saja,” kata dokter rehabilitasi medik.
Naik turun
tangga ini sangat berbahaya bagi tulang belakang saya. Bisa-bisa nyerinya luar
biasa. Untuk sembuh butuh waktu lama. Saya cukup percaya dengan kata-kata dokter. Jadi buat penderita skoliosis tidak perlu uji nyali dengan naik tangga.
6. Jangan Memaksakan Diri
Sering saya
mendengar jamaah yang menggunakan aji mumpung. Seperti ini contohnya, mumpung
sedang di tanah suci, mumpung sedang haji, mumpung ada kesempatan maka
beribadah sebanyak-banyaknya. Memang harusnya seperti itu. Kita tidak boleh
menyia-nyiakan kesempatan yang langka ini. Tapi lihat dulu kondisi kita. Apakah dengan
melakukan semuanya, respon tubuh kita masih baik-baik saja, masih sama seperti
sedia kala, masih sama seperti teman-teman lainnya?
Jangan
membandingkan tubuh kita dengan orang lain. Kalau orang lain bisa umrah
tiap hari, tubuh kita belum tentu sanggup. Atau kalau orang lain bisa jalan ke
Jamarat dengan cepat, sementara kita ngos-ngosan sambil emnahan nyeri, ya sabar. Ikhlas saja dengan
keadaan ini.
Setiap melakukan ibadah, kalau sekiranya lelah ya berhenti.
Meskipun orang lain mengatakan macam-macam, biar saja. kalaupun sakit, yang
merasakan sakit kan kita, bukan dia. Jadi penting banget untuk memahami kondisi tubuh agar tetap bisa menjalani haji dengan lancar.
Selama di
tanah suci, saya berusaha keras untuk menerima kekurangan ini. Saya tidak ikut naik tangga. Saya tidak
berjalan jauh. Kalaupun sudah jalan jauh seperti ketika sa’i atau lempar
jumrah, setelah itu saya istirahat (tiduran) agar tulang belakang saya bisa rileks.
Pernah
suatu pagi setelah sholat shubuh di masjid Nabawi, saya bersama suami jalan keliling
masjid. Setelah tiba di hotel, tulang belakang terasa nyeri sekali. Bahkan untuk berangkat lagi ke hotel tubuh saya seolah kaku, jalan perlahan saja terseok-seok menahan nyeri.. Dalam kondisi ini saya memang salah. Tapi saya tidak menyesal. Kapan lagi bisa menikmati ibadah dan suasana sekitar masjid. Setelah itu saya sadar saya harus segera terapi diri sendiri. Minum obat, mengoles krim pereda nyeri, mandi air hangat dan senam punggung. Untuk senam ini harus diulang-ulang sampai beberapa hari. Alhamdulillah
sakitnya berkurang.
Jika diantara teman-teman ada yang menderita skoliosis, tetap semangat, ya. Karena haji adalah panggilan istimewa dari Allah, insyaallah segalanya dimudahkan. Ada masanya ketika sakit, kita sudah siap dengan obat, terapi dan lainnya. Jangan ada keraguan. Percayalah pada pertolongan Allah.
^_^
Belum ada Komentar untuk "Penderita Skoliosis Naik Haji? Ini Tipsnya!"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!