Suka Duka Tinggal di Rumah Dinas





Halo teman-teman, apa kabar?

Selama liburan sekolah anak-anak, keluarga kami berubah menjadi keluarga nomaden. Selama hari kerja kami tinggal di kota tempat suami dinas. Kemudian weekend pulang kampung. Ini sudah terjadi selama bertahun-tahun lalu. Anak-anak sudah terbiasa seperti ini. Kadang di rumah, kadang diluar kota. Dinikmati saja, biar ada pengalamannya.


Sudah tiga kali ini saya tinggal di rumah dinas di tiga kota berbeda. Hingga kapan, saya tidak tahu. Selama pengumuman mutasi tidak ada nama suami, berarti masih aman. Masih bisa tinggal di rumah dinas.

Rumah dinas ini bebas ditempati oleh pegawai dan keluarganya. Kalau di kota besar seperti Surabaya, rumah dinas selalu laris. Begitu ada yang pindah bahkan sebelum pindah, sudah ada pegawai yang mau menempati. Apalagi jika lokasi rumah dinas ini strategis, pasti lebih memilih tinggal di rumah dinas. Akses ke jalan raya mudah. Lingkungan homogen, hanya seputar pegawai kantor dan keluarga mereka.

Senang tinggal di rumah dinas karena:

1. Gratis

Sebenarnya tidak benar-benar gratis. Masih ada iuran bulanan. Tapi murah sekali. Tidak terasa terbebani dengan iuran ini. Saya sih merasa seperti mendapat rumah gratis saja.  

2. Lingkungan yang homogen

Karena tinggal di lingkungan orang-orang kantor, saya jadi mengenal teman-teman suami. Mau ngobrol juga gampang nyambung.

3. Lokasi strategis

Selama saya tinggal di rumah dinas selalu mudah menuju jalan raya. Tinggal jalan kaki selemparan batu nyampe juga. Karena lokasi strategis ini, mau kemana-mana jadi dekat.

Sedih tinggal di rumah dinas karena:

Kondisi bangunan kurang terawat

Rumah dinas itu modelnya sama semua. Luas bangunan, halaman juga sama. Cat rumah dan pagar juga sama. Tapi bangunannya asal-asalan. Jadi kalau mau menempati rumah harus siap-siap untuk memanggil tukang. Minimal untuk merapikan rumah. Kalau ada genting bocor ya diganti sendiri. Kalau dinding banyak yang mengelupas ya harus diperbaiki. Kalau septik tank dipakai berdua dengan tetangga sebelah, ya berdua pula mengurusnya.

Harus siap mental ketika hendak menempati rumah dinas. Rata-rata kondisi bangunannya tidak sebagus perumahan pada umumnya. Mungkin kurang bahkan tidak ventilasi. Pintu yang rusak, dsb. Semua ini menajdi hal yang biasa.

Rumah dinas itu biasanya tidak banyak direnovasi oleh penghuninya. Ada kerusakan diperbaiki. Pernah saya membuat kamar baru. Tapi yang modelnya bisa dibongkar. Karena saya sadar ini adalah rumah dinas,  bukan rumah sendiri jadi tidak mau melakukan perubahan besar.

Mau bilang kurang layak atau apa, rasanya ya tidak pantas. Toh, para pegawai sudah sangat terbantu sekali dengan adanya rumah dinas, apapun kondisinya.  Daripada menyewa, pasti butuh dana yang tidak murah. Lebih baik tinggal di rumah dinas dan menabung untuk rumah baru. Asalkan masih bisa dipakai berteduh, bocorpun masih bertahan. Kan tidak parah dan bisa diperbaiki nantinya.

Saya pernah tinggal di rumah dinas yang setiap hujan deras, airnya masuk ke dalam rumah. Setiap hujan pula saya mesti deg-degan. Barang-barang di lantai harus segera diungsikan. Suami harus mau kerja bakti mengeluarkan air.

Karena sering mutasi, saya sengaja tidak mau membeli banyak perabot. Seperlunya saja. Bahkan meja dan kursi tamu saya tidak punya. Saya tak mau terbebani dengan perabotan ketika pindah lagi. Perabot yang masih layak biasanya saya jual. Lainnya dikasihkan saja kepada siapapun yang mau.

Keluarga yang sering berpindah-pindah, pasti terasa banget pengeluaran untuk tempat tinggal. Ada yang membeli rumah kemudian dijual demi mengikuti suaminya. Ada yang sengaja membeli rumah di kampung halaman untuk masa pensiun nanti. Ada juga yang memutuskan untuk LDM (long distance marriage).

Tidak ada yang benar dan salah dalam keputusan ini. Sebagai istri saya ingin support suami. Tinggal di rumah dinas adalah sebuah kemudahan bagi kami. Pastinya saya ingin memiliki keluarga yang normal, yang setiap hari bisa menyiapkan sarapan buat keluarga, menikmati serunya suara anak-anak (bahkan ketika mereka yang sedang berantem). Ya, sebuah keluarga yang memiliki banyak waktu untuk family time.

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

14 Komentar untuk "Suka Duka Tinggal di Rumah Dinas"

  1. Disyukuri masih dapat rumah dinas, klo ngontrak keluar biaya lagi ^_^
    Saya juga masih menikmati rumah dinas mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disyukuri aja, masih punya tempat berteduh, ya.

      Hapus
    2. iya. lumayan menghemat 1 pos pengeluaran ut ngontrak rumah

      Hapus
  2. Wah, saya nggak pernah pindah-pindah ke kota lain dari kuliah. Juga nggak pernah merasakan rumah dinas. Banyak suka dukanya ya, Mbak.

    BalasHapus
  3. Amin, Insyaallah mbak, bagaimanapun kondisi kita, saya tetap percaya "rumahku adalah syurgaku"...

    BalasHapus
  4. Wah enak banget ya mba tinggal di rumah dinas di perkotaan, sy dulu ikut ortu pindah rumah dinasnya mah di tempat yang jauh dr perkotaan. Hiburan pun bisa dihitung dengan jari, tp alhamdulillah segala barang gak bayar, pake ac 2pk 2 biji gak masalah ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disini listrik, dll bayar sendiri. Tidak termasuk fasilitas dari negara.

      Hapus
  5. Wah saya baru tahu kalau tinggal di rumah dinas masih ada masalah2 seperti bocor gitu-gitu. Saya pikir rumah dinas selalu dalam kondisi baik-baik saja karena ada biaya tertentu dr instansi. Ternyata gini juga. Thanks sharingnya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah itu nggak dijamin negara. Pegawai bisa mengajukan diri untuk memperoleh rumah dinas. Hanya bangunan rumah aja. Listrik, air dan perawatan adalah kewajiban pegawai.

      Hapus
  6. Aku juga sempat nempatin rumah dinas pas di Balikpapan mbaa
    Seru2 aj sih

    BalasHapus
  7. Harus disyukuri mbak, saya juga sama ikut kakak di rumdin, secukupnya dan sederhana

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel