Terjebak Spot Instagrammable di Kota Lama Semarang
Jumat, 11 Januari 2019
28 Komentar
Halo
teman-teman!
Semoga
selalu dalam kesehatan yang prima dan kebaikan. Selama beberapa minggu ke
depan, saya akan menceritakan perjalanan ke Semarang. Asam, manis, gurih,
manis, ada semuanya. Layaknya sebuah masakan, dalam sebuah perjalanan tidak
hanya mengenal satu rasa, yaitu manis.
Baca juga Cimory on the Valley...
Pertama kali datang ke Semarang, hati saya berbunga-bunga. Mengapa? Apakah ada mas-mas ganteng yang mendekati saya. Iyes dong. Lha anak-anak laki-laki saya sudah menginjak usia remaja.
Pertama kali datang ke Semarang, hati saya berbunga-bunga. Mengapa? Apakah ada mas-mas ganteng yang mendekati saya. Iyes dong. Lha anak-anak laki-laki saya sudah menginjak usia remaja.
Untuk
liburan ke Semarang sudah saya persiapkan jauh hari. Begitu tiba di Semarang,
pikiran saya langsung tertuju pada makanan khas disini. Nasi kucing, lumpia,
tahu gimbal. Aih semuanya memanggil dari kejauhan. Baiklah, saya harus bersabar.
Tiba
di kota lama, saya langsung meminta suami untuk berhenti saja. Berhenti saja,
entah dimana dan biarkan menjelajahinya. Tidak bisa, dong! Mungkin saya
mirip orang hilang yang kegirangan dengan dunia barunya. Ehm, tunggu dulu,
jangan keburu halu!
Jadi,
di kota lama Semarang ada area parkir yang luas. Ketika kendaraan-kendaraan
melintas secara perlahan, lokasi parkir ini pasti terlihat dengan jelas. Harus
perlahan karena daerah ini padat pengunjung yang memilih jalan kaki menjelajahi
semua sudut kota Lama. Lokasi parkir kendaraan terletak di sebelah kiri jalan,
di dekat DMZ (Dream Museum Zone).
Saya
agak terkejut dengan pemandangan di kota lama. Baru tahu ada banyak dinding
yang bergambar macam-macam. Tentu saja tempat seperti ini menjadi incaran para
pengabdi selfie dan fotografi. Apapun itu saya terbawa arus. Ikut berhenti
sejenak lalu cekrek.
Tak
peduli orang-orang yang hilir mudik disekitar saya. Bahkan anak-anak yang mulai
merengek gara-gara ibunya belum puas hanya dengan sekali foto. OMG, saya
terjebak oleh spot instagrammable di sekeliling kota lama.
Baca juga Menjelajah Museum Kereta Api Ambarawa...
Baca juga Menjelajah Museum Kereta Api Ambarawa...
Di
tengah teriknya sinar matahari, wajah saya terasa meleleh. Entah seperti apa
rupa ini tersengat matahari. Saya lupa tidak membawa topi lebar. Saya lupa
memakai handsocks. Saya lupa untuk melindungi tubuh agar kulit tak berubah
warna. Terlambat! Saya sudah berada disini dan tak akan meninggalkan kesempatan
ini.
Rumah-rumah
tua yang terlihat kumuh sudah disulap menjadi tempat yang enak dipandang mata. Ada
juga yang masih apa adanya. Entah bagaimana, rumah yang secara logika adalah
rusak, jelek dan tidak terawat itu menjadi bagian dari industri fotografi.
Lagi-lagi
saya terjebak. Berada di depan bangunan tua, saya meminta suami untuk
mengabadikan moment ini. Sudah mirip artis dadakan, belum?
Anak-anak
merasa membuang waktu saja berada di tempat seperti ini. Tidak ada yang
menarik. Playground tidak ada.Toko mainan maupun makanan juga tidak ada. Kalaupun
mau njajan, saya harus masuk ke cafe yang tahu sendiri kan kalau harganya bisa mahal.
Saya
memanggil penjual es krim keliling. Membeli 3 batang es krim untuk menenangkan
mereka. Selama menikmati es krim, saya dan suami berkeliling kota lama. Tidak
butuh waktu lama. Perkiraan saya, begitu es krim habis, pasti muncul drama
baru. Saya harus siap dengan kejutan itu.
Ada
3 bangunan yang menarik disini:
DMZ
(Dream Museum Zone)
Tempat
ini menyuguhkan ratusan gambar 3 dimensi dengan berbagai tema. Ada tema safari,
dunia bawah laut, Mesir, up side down dan gambar animasi. Kita bisa berfoto
dengan background lukisan di dinding dan lantai. Tiket masuk Rp 100.000. tapi
kalau kita tidak membeli tiket, bisa loh foto-foto di depan loketnya. Ada beberapa
lukisan dinding yang menarik.
Old
city 3D trick art Museum
Old
city memiliki ratusan koleksi lukisan 3D. Ada banyak spot menarik yang bisa
digunakan sebagai background foto kita. Harga tiket masuk Rp 50.000.
Galeri
UMKM
Terletak
di jalur pedestrian, gedung kuno ini terlihat menarik. Galeri UMKM adalah
tempat belanja yang nyambung ke cafe. Tempatnya nyaman, berAC dengan sentuhan
tradisional. Kita bisa belanja hasil berbagai kerajinan tangan seperti tas,
domper, gantungan kunci hingga kain batik Semarang. Selesai dari tempat ini
kita diarahkan ke Keris Cafe. Saya sempat membeli satu kotak cokelat dengan
taburan biji kopi dan snack rasa bayam. Cokelatnya enak. Seperti biasa saya itu lemah imannya ketika melihat cokelat. Yang ini kemasannya menarik, ada 3 gambar tarian adat di Indonesia di 3 kotak kecilnya. Selain cokelat kita bisa menikmati roti, cake, minuman dingin. Mau ngopi
cantik sambil melihat view kota lama, disini tempatnya.
Saya
tidak masuk di DMZ dan Old City. Keputusan ini sudah kami pertimbangkan karena
masalah biaya. Bukan apa-apa sih. Tapi kalau mengajak sekeluarga berarti kami
harus mengeluarkan modal Rp 150.000 x 5.
Anak-anak bilang mau ikut masuk. Kalau saya dan suami saja yang masuk, rasanya
aneh. Tapi kalau berlima biayanya banyak banget. Sementara di dalam lokasi kami hanya akan berfoto-foto saja. Bagaimana kalau dana sekian itu buat makan-makan saja?
Saya
memilih untuk foto-foto di area kota lama saja. Meski anak-anak malas diajak
foto, saya pikir saya harus memiliki gambar disini sebagai bukti pernah sekedar
mampir. Sekedar ya. Karena semua foto diambil dengan cepat, seperti orang lari marathon saja.
Cuaca
yang cerah alias panas membuat saya tidak bisa berlama-lama. Saya ingat
anak-anak yang duduk manis di bangku sambil menikmati es krim. Sambil bercanda
tentunya. Daripada ikut saya dan melelh karena kepanasan, iya kan. lebih baik duduk manis. Tapi saya sempat kepikiran kalau mereka kabur bagaimana? Duh...duh... Tidak mungkin! Wisata seperti ini bukan prioritas mereka.
Saya
bergegas menuju bangku di depan DMZ. Anak-anak masih bercanda disana. Tidak ada keinginan untuk jalan-jalan di sekitar lokasi. Apapun itu, saya ingin
mereka bisa menikmati jejak-jejak masa lalu kota Semarang. Sayangnya saya tidak
bisa memaksa mereka. Jadi memberi jeda adalah salah satu alasan yang masuk akal.
Saya masih ingin lebih lama berada disini. Memandangi kokohnya bangunan-bangunan kuno dan bertanya apa saja tentang ini. Menyusuri jalanan yang mulai lenggang. Tapi karena saya merasa salah waktu saja. Siang yang terik. Jadi tidak cocok juga membawa anak-anak.
Saya masih ingin lebih lama berada disini. Memandangi kokohnya bangunan-bangunan kuno dan bertanya apa saja tentang ini. Menyusuri jalanan yang mulai lenggang. Tapi karena saya merasa salah waktu saja. Siang yang terik. Jadi tidak cocok juga membawa anak-anak.
Kemudian
saya lupa, dimana Gereja Blenduk berada? Anak-anak sudah masuk mobil, dan saya masih diliputi tanda tanya. Suami sudah memanggil saya. Kemudian, "Biar ditemani kakak, kalau masih mau jalan!"
Suami mencari tempat parkir di dekat jembatan Berok (dulu jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan kota lama) Si sulung keluar dari mobil dan siap menemani saya berjalan di tepi gedung tua yang dipakai sebagai kantor bank Mandiri.
Berbagai upaya restorasi bangunan tua ini membuat kota lama hidup kembali dan menjadi jujugan wisatawan. Bangunan tersebut tetap menjadi cagar budaya dan warisan sejarah yang asyik untuk dikunjungi. Perekonomian di kota lama semakin menggeliat.
Suami mencari tempat parkir di dekat jembatan Berok (dulu jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan kota lama) Si sulung keluar dari mobil dan siap menemani saya berjalan di tepi gedung tua yang dipakai sebagai kantor bank Mandiri.
Berbagai upaya restorasi bangunan tua ini membuat kota lama hidup kembali dan menjadi jujugan wisatawan. Bangunan tersebut tetap menjadi cagar budaya dan warisan sejarah yang asyik untuk dikunjungi. Perekonomian di kota lama semakin menggeliat.
Untuk
mengobati rasa penasaran dengan gereja Blenduk, maka saya posting saja fotonya ketika
saya mampir ke Semarang tahun 2016.
Happy
traveling!
^_^
Wah menarik sekali mbak, foto-fotonya juga keren. kalau ada kesempatan ke semarang, saya pun pengen berfoto disini
BalasHapusFoto2 cepet2an. Kurang puas sebenarnya.
HapusWwwkkk .. kasian amat siih anaknya kak Nur sampai merengek gegara nunggu kelamaan mamanya kalap abis fefotoan di kota tua :D
BalasHapusCoba ya dari dulu bangunan2 kota tua di Semarang ini dari dulu disulap sekece ini ...
Terakhir aku nglewati kawasan ini masih kumuh dan kelihatan banyak bangunan kuni tak terawat.
Zaman aku masih tinggal di Semarang masih kumuh dan serem. Sekarang sudah banyak beda.
HapusSaya harus protes ke teman2 saya di Semarang nih. Beberapa kali ke sana mereka gak pernah nawarin ke tempat keren ini mba. Terelalu mereka. hehehe
BalasHapusLain kali kesana sekalian traveling, dong.
HapusMaaau mainn ke semaraaaang mbaaak wkwkw bookmark duluu yaak nice sharing mbaak 😊
BalasHapusSama2
HapusDuh mbak baca ini jadi kangen tinggal di Semarang lagi. Iya kota lama memang keren banget buat foto foto, dan tempatnya pun luas
BalasHapusAku masih kurang lama main ke Semarang
Hapusbiasnaya kalau mudik pake mobil aku lewat kota ini wahh tampaknya mudik tahun dpn harus lebih awal supaya bisa mampir dan foto2 disni
BalasHapusKalau bisa pagi atau sore. Kalau siang memang cerah,tapi panas.
HapusWah, udah dua kali ke Semarang tapi gak pernah mampir buat foto-foto di Kota Lama. Belum kesampaian terus. Eh tapi ada nasi goreng yang enak nih di dekat kota lama.
BalasHapusOh ya? Kasih info dong.
HapusAhahaha... iya, kalau lihat bangunan tua, bawaannya pengin foto-foto. Tapi kalau panas, saya sih biasanya no way! Maklum, kulit cicak, terlalu halus.
BalasHapusBener panas banget. Udah gitu nyari suasana agak sepi dari kendaraan biar foto bangunannya menonjol.
HapusPling enak pas sore atau pagi bngt neh mbak, soalnya aku prnh foto2 di sini duhh panas pisan. Tapi, skrng lagi musim hujan sih jd agak adem ya
BalasHapusBesoknya pengen main lagi, tapi Semarang waktu itu hujan terus.
HapusHai mbak,
BalasHapusWelcome to Semarang.
Semarang sekarang emang makin seru dan makin instagramable. Aku aja sebagai warga juga seneng kok. Hehe
Semarang makin cantik ya mbak.
HapusCantik ya bangunan-bangunan di Semarang. Insyallah tahun ini ada rencana buat berkunjung ke tempat temenku di sana. Wajib deh foto-foto di Kota Lama ya, mbak :)
BalasHapusWajib mbak.
HapusSerunya. Main main ke kota lama itu emang wajib kudu banget foto foto ya mba.
BalasHapusKayaknya memang wajib, hihi...
HapusKota lama dan kota tua Semarang tuh sebetulnya sama atau beda? Soalnya saya seringnya denger nama kota tua
BalasHapusSetahu saya kalau di Semarang itu sebutannya kota lama, di Semarang utara. Kota lama ataupun kota tua sama saja sih artinya.
HapusBerapa kali ke semarang masih aja cuma numpang lewat di kota lama. padahal kan selemparan batu yang dari semarang tawang. Tapi memang kalau suka kawasan kota lama memang sebaiknya jalan sendiri atau berdua pakai motor gitu deh, lebih puas keluar masuk gang buat mengagumi arsitekturnya.
BalasHapusKeren idenya. Harusnya naruh anak di hotel. Kemudian aku jalan bareng suami.
Hapus