Ranu Grati



Ranu Grati


Assalamualaikum,

Ranu artinya danau. Ranu Grati adalah danau air tawar yang terletak di tepian tiga desa yaitu desa Ranu Klindungan, Sumber Dawesari dan Kalipang. Nama Ranu Grati diambil dari desa yang berada di pinggir danau, desa Ranu Klindungan.

Baca juga Bukit Flora....

Danau seluas 1.085 ha ini merupakan destinasi wisata air. Terletak di sebelah selatan Jl. Raya Surabaya-Probolinggo, di km 64,5. Akses jalan menuju Ranu Grati mudah. Hanya saja ada sedikit kerusakan jalan di dekat kawasan proyek jalan tol Surabaya - Probolinggo.

Saya agak ragu ketika melangkah ke Ranu Grati. Bukankah ini danau? Tapi dimana danaunya? Dari pintu masuk, saya tidak terlihat ada danau. Mungkin harus berjalan menyusuri jalan setapak atau apa ya.

Area parkir sunyi. Hanya ada kendaraan saya disini. Sementara sepeda motor diparkir di tempat lain. Berdekatan dengan area parkir adalah pendopo dan musholla yang dicat kuning dan merah. Di ujung kiri adalah loket untuk membeli tiket masuk sebesar Rp 2.500. Murah ya!


 Ranu Grati


Sepi. Itulah kesan saya ketika menginjakkan kaki di Ranu Grati. Saya bertemu dengan orang-orang yang hilir mudik untuk memancing. Aroma rokok menguar begitu mereka duduk menghadap danau. Ada yang sengaja menyendiri dan ada juga berkelompok.

Pengunjung disini kebanyakan orang-orang yang memancing. Saya tidak tahu apakah mereka membayar tiket masuk atau tidak. Mereka masuk dan keluar seperti sudah sangat biasa. Lalu mencari sudut-sudut yang sekiranya terdapat banyak ikan.

Air danau keperakan ditimpa sinar matahari. Tapi kemudian langit makin kelabu. Musim hujan dan cuaca tak menentu. Tidak banyak yang saya lakukan disini. Selain duduk menghadap danau, melihat para lelaki yang setia dengan pancingnya.

Ranu Grati


Sejujurnya saya agak kecewa. Tapi daripada sudah mampir disini dan bermain-main di tepi danau, lalu pulang tak membawa cerita. Lebih baik menulis saja kisah ini di blog. Kekecewaan saya karena fasilitas disini sudah semakin rusak dan rapuh. Lihat saja kayu-kayu yang digunakan sebagai dermaga. Yang menjadi lantai untuk berpijak. Berlubang, patah dan ya seadanya saja.

Kemudian permainan sepeda air/becak air (bener nggak sih namanya) yang tak terurus. Cukup mengenaskan melihat pemandangan seperti ini. Juga perahu-perahu yang terlantar. Dayung masih terikat erat dengan perahunya. Tapi kondisi perahu senasib dengan sepeda air.

Dulu, fasilitas tersebut disewakan untuk pengunjung... Dulu...

Ranu Grati


Air selalu menghadirkan suasana tenang dan damai. Sayang jika danau ini tercemar karena ulah para pengunjung atau siapapun yang membuang sampah. Botol minuman, bungkus makanan mengapung seperti hiasan di danau.

Bukan saja di danau. Di dermagapun nyaris sama. Sisa-sisa kopi dan sampah lainnya tergeletak di lantai kayu. Hmmm... mengapa sih tidak membuang sampah di tempat sampah?

Tadi saya berharap bisa menikmati segarnya suasana di tepi danau. Memandang hijaunya pepohonan dan air yang tenang. Sayang, semua itu hanya imajinasi. Deretan sarung yang melambai ditiup angin membuat pemandangan danau semakin kacau.  Tapi sungguh, ini asli! Danau sudah seperti rumah buat mereka yang telah menanti ikan-ikan segar.


Ranu Grati



Kalau hanya memandang danau dengan air yang tenang dan nyaris tak berombak ini mungkin akan membosankan. Kecuali kita memang berkepentingan disini. Atau butuh untuk menyendiri. Seperti mereka yang berharap dari hasil pancingan hari itu.

Saya melihat bukan hanya orang dewasa yang memancing. Anak-anak ikut mengadu keberuntungan dengan memancing. Menikmati hari libur, berbaur dengan orang dewasa. Kalau beruntung bisa mendapatkan ikan patin. Lumayan bisa dibawa pulang.

Pasuruan memiliki banyak potensi wisata, mulai dari pantai hingga gunung. Mulai dari air terjun, kebun raya, kebun kurma, pantai, pemandian, dsb. Beberapa tempat sudah pernah saya kunjungi bersama keluarga. Yang belum, semoga ada kesempatan.

Happy traveling!

^_^


Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

20 Komentar untuk "Ranu Grati"

  1. Lah itu tujuan sarung melambai-lambai buat apa yak. Asli gak ada ide aku. Apa buat tempat ngiyup biar gak panas ya

    BalasHapus
  2. Aku baru tahu kalo ranu itu artinya air. Wah tempat ini bisa jd alternatif liburan, kesan pertamanya tenang. Cocok buat yabg mumet sm suasana kota besar ��

    BalasHapus
  3. Aih sayang banget ya ketika tak terawat dengan baik ya mba. Padaal bisa jadi alternatif hiburan alias tempat wisata murah meriah bagi keluarga ya. Smoga ke depan semakin baik ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak tahu ya mba. Kayaknya sudah lama nggak keurus.

      Hapus
  4. Saya pernahnya ke Ranu Klakah mbak. Mirip banget ya tempatnya, di klakah sana juga banyak penangkaran ikan mujair. Waktu itu kesana mampir makan ditepi danau, mantap sekali pemandangannya. Bisa lihat Gunung Lemongan.

    BalasHapus
  5. saya hanya bisa berucap : hmmmm
    potensi memang banyak, namun pemanfaatannya yg terkesan asal jadi dan kurang maksimal. Pun di tempat saya, padahal banyak tempat historis yg jika dikelola dengan baik bisa menjadi spot yang wah, namun ya itu tadi...hmmm saja lah.

    Anw, first visit nih, salam kenal ya😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... di daerah saya juga demikian. Banyak potensi yang sebenarnya bagus tapi saya masih diabaikan.

      Hapus
  6. Kadang kalo liat tempat wisata yg punya potensi, tp ga dijaga ama pengunjung dan masyarkat sekitarnya, ngenes ya mba :(. Yg bikin aku sebel itu, kenapa orang2 ini susah banget utk yg namanya jaga kebersihan, ato membuang sampah di tempat nya gitu.. Sesusah itu apa yaa.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak ada rasa dan action buat jaga kebersihan ya. Sering banget aku menjumpai seperti ini di lokasi wisata.

      Hapus
  7. danaunta bagus sekali, adem dan tenang sekal, kebayang duduk di tepian sambil melamun

    BalasHapus
  8. sayang sekali ya mbak... padahal kalau dirawat pasti jadi tempat wisata yang potensial...

    BalasHapus
  9. Kapan nih mbak nur nge-tripnya ke pasuruan.. Seru liburannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awal bulan Desember. Ada long weekend, ikut suami ke Pasuruan.

      Hapus
  10. Mengingatkan ku ketika dipantai merak Cilegon Banten. Pantai yg seharusnya indah tp jd tak sedap karena sampah yg buanyak. Ya semua karena... :)

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel