MG Setos Hotel Semarang Bikin Kami Malas
Jumat, 28 Desember 2018
2 Komentar
Masih
suasana liburan ya teman-teman, tapi saya belum bisa move on dari MG Setos
Hotel Semarang. Hotel yang bikin saya dan anak-anak betah. Kalau suami, selama
jatah cuti yang disetujui kantor sudah habis maka habislah waktu liburan.
Baca juga Staycation di Hotel Dewarna Bojonegoro...
Liburan
akhir tahun ini penuh dengan drama. Saya sudah mengajukan nama hotel untuk
menginap, namun suami tak setuju. Dia tidak kunjung pesan hotel karena menunggu
ada promo. Aduh, kapan itu? Niat mengajak liburan atau tidak? Atau menunggu
sampai tahun depan?
Sementara
itu jadwal liburan anak kedua saya berbeda dengan sekolah-sekolah lain. Lho,
kok bisa? Ini karena ada info mendadak bahwa sekolah mengadakan program untuk
mengisi awal liburan.
Mendadak
jadi sedih. Ini jadi liburan atau tidak ya?
Saya
sepakat untuk mengambil hari libur pertengahan saja. Perhitungan saya, program
sekolah sudah kelar. Begitu juga pengajuan cuti suami yang katanya agak sulit.
Holiday!
Kami
berangkat selepas shubuh. Setelah saya memasak, menyiapkan bekal sarapan selama
perjalanan. Tapi mendadak, si sulung mengatakan, “Ibu, mending makan dulu aja.”
Ok,
ibu setuju saja selama ada yang membantu mencuci piring.
Perjalanan
lancar. Meski sempat ada pengalihan jalur lalu lintas di kota Kudus, kami tetap
menikmati perjalanan ini. Tiba di hotel siang hari, kira-kira pukul 12.00 lebih
setelah mampir ke kota lama. Sementara aturan dari hotel, tamu boleh masuk
kamar pada pukul 14.00.
Suami
mengurus deposit sebesar Rp 100.000. Saya dan anak-anak menunggu di lobby hotel.
Sesekali mengambil gambar dari handphone dan kamera. Lobby hotel terletak di
lantai 8. Kalau lantai 1 ada lobby juga, tapi lobby gedung, dengan satu set
sofa yang nyaman.
Meski
menunggu (biasanya bete ya) kami santai saja. Ada pemandangan unik waktu itu,
pemotretan sepasang pengantin di area tangga. Kok, saya merasa seperti sedang
menyaksikan adegan film romance saja.
Di
lobby ini keluarga kami tak sendirian. Ada beberapa keluarga yang juga menunggu
masuk kamar. Sambil tetap ya jeprat-jepret area lobby yang luas. Sofa-sofa yang
empuk dan instagrammable menjadi obyek foto. Demikian juga kaca bening seolah
mengatakan bahwa kami betah menunggu di lantai 8. Mau selonjoran atau tiduran
juga boleh kok. Capek kan kaki menggantung terus.
Menjelang
pukul 14.00, belum ada panggilan dari si mbak resepsionis. Suami mendatangi si
mbak, barangkali lupa menelpon atau karena kami yang tak sabar saja. Ternyata
kami sudah boleh masuk ke kamar hotel yang berada di lantai 12. Hotelnya mulai
lantai 9 – 12.
Lift
disini ada tiga. Jadi selama menginap saya tidak pernah menunggu antrean lift
sampai lama. Namun lift ini menjadi masalah juga karena untuk naik lift harus
menggunakan kartu (kamar hotel).
Untuk
lantai 1 - 8 bisa tanpa kartu.
Untuk
lantai 8 – 12 harus menggunakan kartu.
Kalaupun
terpaksa keluar sendiri, saya mesti membawa kartu dan kamar mendadak senyap
tanpa listrik. Kemudian anak-anak marah karena kamar tidak lagi adem. Tapi memang AC di kamar kurang dingin.
Baca juga Hotel Sapta Nawa: Hotel di Gresik yang Adem dan Tenang...
Baca juga Hotel Sapta Nawa: Hotel di Gresik yang Adem dan Tenang...
Junior
Suites MG Setos Hotel Semarang
Kamar
yang saya tempati adalah tipe junior suites. Sengaja memilih kamar dengan luas
60 m2 karena keluarga kami lima. Kami ingin staycation dengan nyaman bukan
berdesakan di kamar.
Awalnya
saya ingin memesan bed tambahan buat tidurnya anak. Tapi saya melihat ada sofa
yang agak panjang. Ternyata busa bisa diambil. Sofa juga masih bisa dipakai.
Masih empuk buat duduk selonjoran sambil membaca buku.
Kamar
ini cukup luas. Anak kecil bisa berlari-lari dari depan sampai belakang.
Sayangnya tidak ada balkon. Tapi ada jendela kecil. Di pagi hari saya membuka
jendela dan menghirup udara segar. Melihat suasana selepas shubuh dari lantai
12. Gedung dan rumah yang menyisakan kerlap-kerlip lampu.
Kamar
terdiri dari ruang tamu, saya menyebutnya seperti itu karena ada satu sofa dengan 2 bantal,
kursi, dan dua meja. Di sudut ruangan ini ada kulkas kecil dan meja. Sepaket
teh, gula pasir, dula rendah kalori, kopi, krimer dan 4 botol air minum
kemasan. Dua buah cangkir dan dua buah gelas, dua pengaduk dan heater.
Selanjutnya
adalah lorong yang disampingnya merupakan kamar mandi. Nah, kamar mandi ini
luas, terdiri dari bathtub, wastafel, hair dryer, gelas, dua paket sikat gigi
dan pasta gigi, dua buah sabun cair, satu sabun batangan, shower cap dan
plastik laundry. Pada salah satu dindingnya adalah cermin. Puas deh kalau
bercermin disini. Itu masih ditambah cermin kecil yang menempel di dinding,
yang bisa dibuka tutup.
Masih
dalam ruangan ini ada kamar mandi dengan ukuran lebih kecil, yang dilengkapi
dengan shower, sabun cair dan shampo. Air panas dan dingin ya. Ruangan ini
memiliki dinding dan pintu dari kaca bening. Disampingnya adalah toilet. Di
salah satu pojoknya ada 2 handuk berwarna putih dan 4 keset warna putih juga.
Ini
pertama kalinya saya berada di kamar mandi yang luas. Agak norak sampai
jingkrak-jingkrak ketika memasuki kamar mandi disini. Rasanya seperti berada di
dalam film saja.
Setelah
kamar mandi ada bed king size plus 5 buah bantal, lemari dengan beberapa
hanger, meja panjang plus kursi. Untuk gorden ada dua, satu yang berwarna putih
dan satu lagi coklat tua.
Selama
berada di kamar saya terserang penyakit malas. Maksud hati nanti malam mau
mengetik, lumayan juga kalau jalan-jalan siang tadi langsung ditulis. Sayangnya
begitu selesai shalat Isya, mendadak kedua mata ini tak bisa diajak bekerja
sama.
Bukan
saya saja yang malas. Anak-anak juga. Lebih parah lagi. Setelah berhasil
menyambung laptop dengan layar teve, mereka puas menonton film. Kemudian malas
mandi. Mending bergelung di dalam selimut dan menikmati aroma kasur yang
memabukkan. Tidur.
Karena
ada bathtub, sayang sih kalau dibiarkan. Jadi saya yang rutin memerintahkan
anak-anak untuk segera mandi. Ini sampai berapa kali ngomong tidak kunjung
diperhatikan. Tapi begitu mereka masuk ke kamar mandi, malas keluarnya. Mulai
dari berendam di bathtub hingga bermain air sampai licin lantainya.
Oh
ya, sebagian lantai kamar memakai karpet. Pertama di bagian depan, kemudian
yang lorong itu dibiarkan ubin saja.
Area tempat tidur dialasi karpet. Kami bisa selonjoran sambil menonton teve dan
sholat disini. Sementara di sofa itu lebih banyak saya gunakan untuk membaca
buku atau menikmati kesendirian. Nikmat mana yang kamu dustakan ketika saya
bisa membaca buku sambil tiduran di sofa. Padahal cuma membaca Madre karya Dee
Lestari.
Di
tempat ini paling tepat buat menyeduh teh sambil ngobrol. Saya sengaja membawa
susu sachet dan energen untuk stok saja. Jika lapar di malam hari atau ketika
pagi hari setelah bangun tidur, tinggal menyalakan heater dan bikin minuman
hangat.
Selama
2 malam, 3 hari menginap di MG Setos Hotel Semarang, kami senang berada di
dalam kamar. Esok harinya, kamar dibersihkan petugas hotel. Perlengkapan mandi
diganti baru. sikat gigi sudah raib diganti yang baru. demikian juga lainnya. Jatah
air minum kemasan juga diberikan lagi. Tapi jatah teh, kopi, dll tidak.
Sementara
cuaca diluar hotel kurang bersahabat. Mau jalan-jalan, malas karena sehari-hari
cuaca mendung dan gerimis. Saya lupa membawa payung di dalam mobil. Tapi tenang,
hotel menyiapkan beberapa payung untuk para tamu. Payung-payung itu diletakkan
di depan pintu masuk hotel.
Kelebihan
dan kekurangan menginap di MG Segos Hotel Semarang:
Kelebihannya :
1. Lokasi
strategis
Hotel
yang berada di pusat kota ini cukup memanjakan para tamunya. Di dalam gedung
ini ada food court yang buka sejak pukul 10.00. Bukan saja menyediakan makanan
berat, namun juga makanan ringan, minuman dan roti. Eh, rotinya enak loh.
Harganya diatas Rp 5.000.
Yang
ingin wisata kuliner jadi gampang. Hotel ini dekat dengan tempat makan yaitu di Jl. Gajah Mada Semarang. Lokasi hotel agak masuk lagi, tapi dekat dengan jalan raya. Sebut
saja Sambal Penyet dan Crab yang berada di pintu masuk jalan menuju MG Setos
Hotel. Tinggal jalan kaki sekitar 50 meter sudah bisa makan-makan dengan puas
dengan harga yang masuk akal. Kemudian
ada pujasera, primarasa, angkingan, lumpia dsb. Pokoknya tidak bakal
kelaparan selama disini asal siap budget saja.
2. Dekat
musholla
Untuk
kesekian kalinya saya merasa beruntung bisa menginap di hotel yang dekat dengan
musholla atau masjid. Kami baru keluar pintu masuk hotel saja sudah kelihatan mushollanya.
Tinggal beberapa langkah sudah bisa sholat berjamaah disini bareng warga.
3. Nyaman
Mulai
dari lobby gedung di lantai satu hingga rooftop saya bisa menikmati sofa-sofa
yang panjang dan empuk. Tidak perlu rebutan dengan tamu lain. Karena sofa
disini banyak. Sofanya instagrammable dan membuat kami betah berlama-lama. Plus, WiFi yang kenceng.
Kekurangannya
1. Kolam
renang lokasinya kurang strategis.
Berada
di ground dengan jalan yang masih belum permanen dan berantakan. Akses ke kolam kurang bagus karena saya harus naik turun tangga. Di
sekitarnya sepertinya masih dalam proses pembangunan. Entah kolamnya yang masih
baru atau memang ada penambahan ruangan atau bagaimana. Rasanya beda banget
dengan suasana hotel yang keren. Tapi kolamnya tetap bagus, bening airnya. Cuma
suasana disekitarnya saja yang rasanya kurang banget.
2. Kartu
kamar
Iya,
kartu ini menjadi masalah ketika kami tidak keluar secara bersama-sama. Karena
suami sudah capek nyetir, maka urusan makan saya ambil. Saya bisa dengan mudah
mendapatkan makanan di sekitar. Tapi saya mesti membawa kartu untuk bisa naik turun
tangga.
3. Area
parkir tidak luas dan kurang koordinasi antara petugas parkir dan pihak hotel.
Pertama
kali datang, mobil kami parkir di depan gedung. Ternyata kami harus membayar
biaya parkir sebesar Rp 6.000. Sorenya kami jalan-jalan kemudian esoknya kami
disuruh membayar parkir sejumlah Rp 18.000. Karena merasa dirugikan akhirnya
suami protes. Kami mesti meminta stempel dari lobby hotel agar bebas biaya
parkir. Tapi parkirnya tidak di depan gedung, melainkan di area parkir di samping gedung.
4. Kamar
tidak kedap suara
Saya
pikir memang disebelah ada yang sedang karaoke atau apa. Ternyata tidak. Ada
suara-suara yang ikut memasuki kamar kami. Suara orang bercakap-cakap di
sepanjang lorong kamar hotelpun terdengar. Untungnya ini tidak begitu
mengganggu.
Baca juga Menginap di Fave Hotel Rembang, Bayar di Tempat...
Baca juga Menginap di Fave Hotel Rembang, Bayar di Tempat...
Breakfast
Breakfast di resto yang berada di lantai 8, disamping lobby hotel. Terdiri dari 2 ruangan yaitu indoor dan outdoor. Kalau mau menambah bisa membayar di
resto. Anak-anak mesti merogoh kocek sebesar Rp 77.500. Dewasa tidak saya
tanyakan karena sudah merasa “wow” dengan angka tersebut.
Pertama
kali breakfast saya agak terkejut karena stok makanan menipis dan habis untuk
beberapa menu. Agak disayangkan juga sih. Apa karena saya breakfast hampir
pukul 10.00. Mungkin saja sudah waktunya mengakhiri breakfst, jadi saya dan
anak mengais sisa-sisa makanan saja. Pasrah.
Breakfast
ini siap pada pukul 06.00 – 10.00 untuk hari kerja. Sementara hari minggu bisa
sampai pukul 11.00.
Pada
breakfast kedua kalinya, saya sengaja datang lebih awal. Pukul 07.00. Jadi
waktu tersebut crowded tapi makanan penuh. Untuk egg corner ngantre lama. Meski begitu, tiap ada egg corner pasti dia ikut ngantre. Untuk rasa masakan, secara umum enak, bumbunya lumayan terasa. Banyak variasinya, berbeda dengan menu kemarin meski rasanya mirip-mirip.
Fasilitas
Kolam
renang
Playground
Food
court
Meeting
room
Alamat:
Jl. Inspeksi, Kembangsari, Semarang.
Semoga review MG Setos Hotel Semarang ini bermanfaat. Kalau ada yang ingin mampir di Semarang, boleh dong membaca postingan saya.
Jl. Inspeksi, Kembangsari, Semarang.
Semoga review MG Setos Hotel Semarang ini bermanfaat. Kalau ada yang ingin mampir di Semarang, boleh dong membaca postingan saya.
Terima
kasih.
^_^
beberapa kali ini aku staycation di jakarta, dan kartu yg diksh juga cm 1. susah bnget kalo keluar jadinya. sempet mintapun ga diksh, resepsionisnya lbh rela bantuin tap pas mau naik di lift :D.
BalasHapusokee nih hotelnya mba. aku suka jacuzzi tub nya . ini mah dijamin anakku rajin mandi selalu :D
Iya mbak Fanny, ada kartu itu bikin susah keluar hotel.
Hapus