Tips Sukses Mewujudkan Keinginan
Kamis, 13 Desember 2018
6 Komentar
Dalam
hidup ini ada saja keinginan yang belum bisa terwujud. Ada saja kendalanya. Tapi
bukan berarti saya harus berhenti berkeinginan dan patah semangat. Saya percaya
kalau mau berusaha insyaallah dibukakan jalan keluarnya.
Baca juga Pernah Tinggal di 5 Kota Ini,....
Ngomong
soal keinginan, secara umum sih sudah terpenuhi. Sandang, pangan papan, sudah
tercukupi. Rumah, kendaraan, pendidikan anak-anak sesuai dengan harapan. Alhamdulillah
hidup sudah lebih baik.
Awal
menikah, kami modal pas-pasan. Saya jelas tidak punya modal. Suami tidak
memiliki tabungan. Namun karena sudah bekerja, dia sangat percaya diri untuk
membangun rumah tangga. Dulu sebelum berangkat ke Jakarta, bapak memberikan
uang saku dan ibu membelikan peralatan dapur. Kami naik bus membawa barang
berkardus-kardus yang seharusnya bisa dibeli disana.
Kami
hidup sebagai kontraktor (tinggal di kontrakan) hingga rumah dinas. Kemudian
memiliki rumah sendiri adalah kebahagiaan yang hakiki. Namun ada juga keinginan
yang belum terwujud. Keinginan itu bukan khayalan, hanya saja kesempatannya belum ada.
Sebagai
manusia biasa, wajar jika saya memiliki banyak keinginan. Contohnya naik haji.
Saya ingat-ingat dan saya sisipkan dalam doa. Ingin traveling yang agak jauh,
ke luar negeri, dan menikmati hal-hal baru. Sekiranya ada yang bisa cepat
terwujud, akan memotivasi hidup saya. Saya
berusaha untuk berbaik sangka dengan keputusan Allah.
Baca juga Full Time Blogger or Part Time Blogger...
Tips saya mewujudkan
keinginan:
1. Ikhtiar
Memiliki
keinginan lalu biarkan saja. No! Untuk mewujudkan keingian saya dan suami naik
haji, sejak beberapa tahun lalu, kami sudah berusaha menabung. Saya berdoa
untuk menikmati sisa usia hingga tiba saatnya berangkat ke tanah suci.
2. Berbaik
sangka kepada Allah
Betapapun
saya memendam keinginan tapi kalau pikiran saya kacau, apatis dan tak ada semangat,
sama saja dengan memupus keinginan tersebut. Contohnya ketika saya ingin naik
haji. Ah, jadwal pemberangkatan untuk daerah saya itu lama banget. Kalau saat
ini saya dengar bisa lebih dari 10 tahun sejak daftar. Coba bayangkan berapa
usia saya hingga tiba giliran tersebut. Tapi
saya mencoba untuk berbaik sangka. Tahun demi tahun tak terasa telah dilewati. Saya
berusaha menata hati, berbaik sangka untuk mencapai keinginan tersebut.
3. Menabung
Aduh
kalau membahas keuangan keluarga sejujurnya saya kurang paham secara detail. Saya
tidak terlalu mengencangkan budget sampai setiap rupiah harus tahu kemana saja.
Saya pernah memakai aplikasi keuangan dan sukses bikin pusing. Saya merasa
bersalah jika ada kebocoran anggaran sedikit saja. Padahal suami tidak protes.
Dalam
hal ini saya berprinsip tidak boleh besar pasak daripada tiang. Sehingga tetap
ada dana darurat dan saving. Untuk pengeluaran besar-besar itu urusannya suami.
Maksudnya suami bagian menyusun budget. Kalau saya yang pegang urusan ini bisa kacau. Kami harus saling percaya.
4. Belajar
Belajar
tidak mengenal usia. Mau belajar memasak bisa dari manapun. Meski keinginan
saya masih sama, ikut kursus memasak offline. Bertemu dengan chef atau
pengajarnya dan bertanya banyak hal. Dulu, ketika masih tinggal di Surabaya
pernah ikut kursus dua kali saja. Masih pengen lagi. Sayangnya biasanya cukup
besar.
Sedangkan
untuk belajar dalam hal lainnya, bisa dilakukan secara mandiri. Tak ada
salahnya untuk memulainya dengan penuh semangat. Seperti ketika saya membantu bisnis
orang tua. Belajar bisnis dari pengalaman. Jatuh bangun mereka-reka selera
konsumen. Sampai saat ini juga demikian. Tapi saya tetap optimis untuk bertahan
dan berkembang. Kalau ingin menyesuaikan dengan perkembangan pasar secara umum,
pergerakannya agak lambat. Karena setiap daerah, juga toko kain dan batik
seperti kami memiliki segmen pasarnya sendiri. Jadi tidak mungkin saya
berkiblat sama persis dengan pasar di kota lain.
5. Evaluasi diri dan bersabar
Apa saja keinginan yang belum tercapai? Sudah ada usaha tapi belum juga terwujud. Saatnya untuk mengevaluasi diri. Satu lagi dengan bersabar. Sering saya mendengar kata ini. Namun benarkah saya sudah mengamalkannya? Hmm....sabar itu butuh latihan. Tidak ada yang ujug-ujug. Saya masih dalam tahap belajar untuk sabar dalam menggapai keinginan. Tetap ada usaha ke arah pencapaian. Namun usaha itu harus dilakukan dengan sabar.
Buat
teman-teman yang memiliki keinginan dalam hidup ini semoga bisa segera terwujud,
ya. Boleh tahu apa keinginan teman-teman?
#BPN30dayChallenge2018
#bloggerperempuan
#day24
^_^
Wkkk klo yg pke aplikasi keuangan iya je mbaa, langsung kosmed s
BalasHapusAlias musmed hihihi
Langsung ga selera ngapa ngapain, tp klo ga dikontrol kadang bicor kmn itu bujet heuuu
Ampun aku nyerah mbak. Selalu merasa bersalah belanja ini itu. Padahal ya belanja sehari-hari. Aduh, emak mikirnya belanja mulu.
HapusSubhanallah mba semoga wishlist nya segera dikabulkan Allah ya, saya juga gitu mba nikah sederhana, nabung dan belajar mandiri sama Suami, gudlak mba
BalasHapusAamiin, mbak San. Makasih ya.
HapusBerbaik sangka pada Allah itu nasihat bagus, Mbak. Iya, saya juga punya banyak keinginann namun belum terwujud. Ingin hamil namun KIS (Kartu Indonesia Sehat) malah raib di amplop keluarga kami kala dibagikan, adanya kartu nmilik orang lain. Sudah protes dan belum dapat tanggapan dari pihak yang berwenang. Makanya saya tak berani hamil karena harus bedah caesar lagi jika persalinan. Kecuali Allah mengizinkan saya bersalin cara normal.
BalasHapusYah, keinginan lainnya adalh beli tanah untuk rumah panggung kami yang sederhana ini karena masih numpang di tanah milik desa.
Saya harus ikhtiar keras kala Allah menutup pintu yang ternyata tak sesuai untuk memperolehnya. Saya inginnya bersih dan tak bermasalah, juga ada dananya yang halal. Makanya, mungkin belum saatnya, Mbak.
Semoga saja keinginan kita sama terwujud dengan cara dan jalan yang baik karena kita membarenginya dengan niat baik. aamiin.
Barokallahu, Mbak. :)
Bismillah semoga ada solusi terbaik.
Hapus