Aktif dan Kreatif Bersama Ibu-Ibu Wali Murid, Yay or Nay
Rabu, 24 April 2019
5 Komentar
Bukan
anak- anak sekolahan saja yang harus aktif maupun kreatif dalam mencari ide dan
kegiatan. Ibu-ibu wali murid dituntut berperan serta dalam perkembangan
pendidikan anak-anak. Peran ibu terutama adalah di rumah untuk menyelaraskan
program pendidikan di sekolah.
Program-program
sekolah tidak melulu berada di dalam ruangan. Ada kalanya kunjungan ke tempat-tempat
yang memiliki nilai edukasi. Dalam beberapa kasus, orang tua diminta
kerjasamanya. Dalam urusan orang tua (wali murid) sudah ada paguyuban yang
mewakili suara wali murid satu sekolah. Sehingga program-program dari sekolah
mudah disosialisasikan kepada pengurus di masing-masing kelas.
Baca juga Paguyuban Wali Murid....
Di
setiap kelas dibentuk pengurus yang dipilih dengan suara terbanyak. Untuk kegiatan
yang mengharuskan kerjasama wali murid, para pengurus akan memobilisasi
anggotanya. Dalam hal ini semua kegiatan dilakukan oleh ibu-ibu yang memiliki
waktu luang.
Tidak
ada paksaan untuk mengikuti kegiatan. Hanya kesadaran bahwa kegiatan sekolah
adalah kegiatan bersama. Bukan kegiatan pengurus. Tugas pengurus adalah untuk
menyalurkan aspirasi kepada pihak sekolah, mendukung dan membantu pelaksanaan
program sekolah dengan baik.
Selain
kegiatan dari sekolah, ibu-ibu wali murid juga memiliki agenda tak tetap demi
saling mengenal dan menjalin keakraban. Apa saja kegiatan ibu-ibu wali murid
kalau sedang berkumpul?
Inilah kegiatan-kegiatan
ibu-ibu wali murid:
1. Membantu program
sekolah
Selain
pertemuan rutin tiap bulan yang berisi laporan perkembangan anak-anak, ada juga
pengajian dan parenting. Kalau parenting itu agendanya tidak rutin, bisa
setahun sekali. Pernah juga parenting ini dikhususkan untuk para bapak. Jadi bukan hanya ibu-ibu saja yang mendengarkan nasihat tentang pengasuhan anak. Namun juga para bapak agar klop, memiliki tujuan yang sama.
Meski acaranya untuk bapak, ibu-ibu
tetap diperbolehkan datang dan mendengarkan ceramah tetap diperbolehkan. Karena intinya
bertujuan untuk membina orang tua dalam mendidik anak-anak di rumah.
Kegiatan
lainnya bertujuan untuk saling akrab antara lain kegiatan business day/market
day anak-anak, gampangannya adalah hari untuk belajar menjadi pengusaha. Memang
kegiatan ini khusus untuk anak-anak namun ibu-ibu wali murid juga memiliki
peran dalam mensukseskannya.
Baru-baru
ini di sekolah si bungsu diadakan business day, semacam market day yang
bertujuan untuk melatih jiwa enterpreneur pada anak-anak. Meski demikian, orang
tua terutama ibu terlibat di dalamnya. Peran orang tua adalah membuat makanan
siap jual dan membuat kostum menarik untuk anak-anak.
Ada
juga program wali murid dalam rangka meramaikan hari kemerdekaan. Biasanya ada
lomba-lomba yang seru, seperti lomba menghias makanan, memindahkan terigu,
membawa balon, dsb. Tiap tahun lomba seru-seruan seperti ini berbeda-beda. Mirip
dengan lomba tujuhbelasan di kampung-kampung.
2. Silaturahmi
Siapa
yang tidak suka bertemu dengan teman-teman dan saling menanyakan kabar? Saya suka,
dong. Senang saja ketika bertemu dengan ibu-ibu dan cerita-cerita seru.
Sst...jangan ngegosip ya!
Kegiatan
ibu-ibu untuk saling berkunjung ke rumah bukan hal yang wajib. Namun lebih
karena kesadaran saja. Jadi, siapa saja yang memliki kelonggaran waktu,
diharapkan bisa bergabung disini. Contohnya jika ada ibu wali murid yang sakit,
melahirkan, naik haji, umrah atau anggota keluarganya meninggal dunia, kami
berkunjung ke rumahnya. Begitu juga jika terjadi terhadap guru anak-anak,
ibu-ibu wali murid siap berkunjung.
Manfaat kegiatan wali
murid:
1. Menjalin keakraban
Dengan
adanya kegiatan-kegiatan tersebut, kami jadi saling kenal. Ada loh, yang tidak
pernah ikut perpartisapi alias jarang banget ikut ke sekolah. Apalagi ikut
kegiatan kelas.
Jangan
sampai ada yang berkata, “Mamanya A yang mana sih? Kok nggak pernah datang ke
sekolah?”
Kadang
karena kesibukan bekerja menjadi tidak pernah ikut menghandiri pertemuan rutin
di kelas anak. Ibu-ibu lainnya jadi tidak kenal dan tidak akrab. Tapi ada juga
yang tiap ada pertemuan rutin yang datang adalah bapaknya. Tidak apa-apa
menjadi minoritas (bapak-bapak memang jarang) yang penting mengetahui program
sekolah dan kenal dengan wali kelas anak.
Kalaupun
tidak bisa ikut kegiatan sekolah/kelas tidak apa asal ikut berpartisipasi
misalnya jika dibutuhkan pendapat, bantuan iuran, dsb siap. Jadi masih tetap
berhubungan baik dengan ibu-ibu lainnya.
2. Mengetahui
perkembangan anak di sekolah
Dengan
akrab dengan ibu-ibu wali kelas saya jadi mengetahui perkembangan anak dari
sisi lain. Dari ibu-ibu wali murid ini saya mendengar komentar tentang anak
saya dan juga kabar yang sedang heboh di sekolah.
Terutama
jika anak mengalami kesulitan belajar, orang tua bisa cepat tanggap dengan
bertanya kepada wali murid dan ibu-ibu lainnya. Contohnya ketika hafalan
perkalian. Ternyata bukan anak saya saja yang kesulitan. Ibu-ibu wali murid
lainnya juga mengeluhkan ini. Akhirnya kami jadi sharing bagaimana cara
efektif menghafalkan perkalian. Bukan hanya guru yang mengajarkan kepada kami,
namun juga ibu-ibu wali murid boleh berpendapat dan berbagi ilmu.
3. Berperan aktif dan
kreatif demi kemajuan anak-anak dan sekolah
Dengan
adanya program kelas dan sekolah sebenarnya membuka kesempatan luas kepada
ibu-ibu wali murid. Peran kita sebagai wali murid sangat dibutuhkan. Nah,
disinilah kesempatan kita menyalurkan untuk menyampaikan ide, gagasan dan
perannya untuk kepentingan bersama.
Contohnya
ketika ada kegiatan business day. Ibu-ibu wali murid ikut memikirkan membuat
makanan dan kostum anak-anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa kami harus meluangkan
waktu untuk mengeksplore kreativitas. Bagaimana ya membuat makanan yang menarik
dan laku dijual dengan harga hemat. Bagaimana ya agar anak-anak bisa
menggunakan kostum yang menarik.
Mau
tidak mau ibu-ibu harus melek teknologi juga. Buka internet mencari resep, dsb.
Meluangkan waktu untuk diskusi bersama ibu-ibu wali murid lainnya. Saling menghargai
pendapat dan ide masing-masing hingga mencari suara terbanyak.
Manfaat
utama peran ibu-ibu wali murid adalah menjalin keakraban. Saya bisa akrab
dengan guru-guru dan ibu-ibu wali murid lainnya (terutama yang pernah satu
kelas dengan anak saya). Dengan adanya kunjungan karena satu dan lain hal, saya
jadi tahu rumahnya ibu B di daerah sana. Dia yang memiliki bisnis baju muslim. Jadi
kalau sedang membutuhkan baju muslim bisa langsung mampir ke rumahnya dan
memilih baju dengan yang cocok. Atau ibu C yang memiliki bisnis katering. Kalau
membutuhkan makanan rumahan atau nasi kotak, bisa pesan saja sama orang yang
kita kenal. Atau ibu D yang seorang perawat. Jadi saya bisa bertanya tentang
kesehatan.
Baca juga Mengenal Paguyuban Wali Murid....
Jadi,
saya merasa kegiatan sekolah sedikit atau banyak memiliki banyak manfaat pada
masing-masing orang. Meski saya bukan pengurus kelas apalagi paguyuban, saya
merasa peran saya maupun ibu-ibu wali kelas lainnya tetap dibutuhkan. Suara kita
tetap didengarkan. Kehadiran kita tetap dinantikan.
Ayo
ngaku, ada yang merasa lebih akrab di sekolah atau di luar sekolah? Yang pasti bertemu dengan ibu-ibu di sekolah ketika mengantar dan menjemput anak sama akrabnya
dengan bertemu di luar sekolah. Atau sama-sama hebohnya?
^_^
entah kalau di sekolahan anak saya Indri gak ada kumpulan soalnya kerja swasta atau kerja yang hari minggu pun masuk jadinya susah buat kumpulan. sekalinya bisa kumpul itu pas kumpul2 dalam rangka penilaian masak2 buat ujian praktek.
BalasHapusYang penting komunikasi dengan wali kelas lancar. Biasanya ada WAG yang selalu ramai macam-macam info.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya termasuk yang jarang bisa kumpul karena waktunya sering bentrok sama aktivitas lain. Dan lebih sering silent reader di grup
Hapusdulu lagi anak2 kecil jarang aktif di ekolah anak karena bekerja. jarang jemput anak pula
BalasHapus